KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri fintech peer to peer (P2P) lending terus menggenjot kinerjanya. Bahkan, industri fintech telah menyiapkan strategi agar bisa mencapai pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi dari tahun ini. Pemain fintech P2P lending PT Mulia Inovasi Digital (Danain) misalnya, yang menargetkan penyaluran pendanaan capai sekitar Rp 200 miliar pada tahun 2023. Untuk mencapai target tersebut, "Kami akan memulai kerja sama pendanaan channeling dengan beberapa lembaga perbankan dan pemberi dana perorangan," kata Budiardjo Rustando, CEO Danain kepada Kontan.co.id, Selasa (29/11).
Sementara itu, fintech lainnya yakni Akseleran juga tak kalah optimistis.
Baca Juga: KoinWorks Bakal Fokus Bidik Segmen UMKM di 2023 CEO Akseleran Ivan Nikolas menargetkan penyaluran pinjaman di tahun depan tumbuh 60% - 80%. Dia mengatakan, Akseleran akan menjaga kualitas pinjaman atau Non Perfoming Loan (NPL) sehingga cost of fund tetap rendah. "Selain itu, kami terus menyediakan produk pinjaman sesuai kebutuhan pasar agar bisa penetrasi ke pasar yang lebih luas lagi," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Selasa (29/11). Per November 2022, Akseleran mencatat total kumulatif NPL sebesar 0,04% dari total pinjaman yang tersalurkan. Angka ini lebih rendah dibandingkan NPL periode sama tahun lalu yang tercatat 0,07%. Ivan bilang, Akseleran selalu menerapkan penilaian pinjaman yang mumpuni agar menjaga kredit macet tidak meningkat. Lebih lanjut, Akseleran memproteksi hampir seluruh kampanye pinjaman yang ada di platform Akseleran dengan asuransi kredit yang melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak. Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar Rp 6,3 triliun hingga pertengahan November 2022 kepada sekitar 4.000 peminjam yang merupakan para pelaku usaha (UMKM). Ivan menambahkan, hingga saat ini rata-rata penyaluran pinjaman usaha Akseleran setiap bulannya mencapai di kisaran Rp 280 miliar sampai Rp 320 miliar. Adapun pemain fintech lain, Amartha mengaku mengoptimalkan kanal pendanaan dari pendana institusi maupun pendana individu. Komposisi pendana institusi di Amartha cukup mendominasi, yakni lebih dari 70 persen yang berasal dari sektor perbankan. "Hingga saat ini, sudah lebih dari 23 mitra perbankan menyalurkan modal atau pendanaannya lewat Amartha," kata Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability kepada Kontan.co.id, Selasa (29/11). Aria bilang, penyaluran modal dari mitra perbankan mencapai 2,5 triliun rupiah tahun ini, tumbuh dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: OJK Siapkan Regulasi Pencabutan Moratorium Fintech P2P Lending "Ke depannya, Amartha masih terus membuka peluang untuk menjalin kerja sama dengan berbagai institusi untuk mengakselerasi inklusi keuangan," ujarnya. Baru-baru ini, Amartha juga menjalin kolaborasi dengan perusahaan teknologi eFishery, dalam menyalurkan modal usaha bagi pembudidaya ikan. Aria menjelaskan, Amartha melihat peluang pembiayaan ke depannya masih sangat besar untuk terus bertumbuh. UMKM masih menjadi alternatif dalam mendiversifikasi portofolio, baik oleh pendana institusi seperti perbankan maupun pendana individu. "Amartha optimistis, strategi menjalin kerja sama dengan berbagai stakeholder ini dapat memperkuat kinerja keuangan Amartha dan lebih resilient dalam menghadapi tantangan ekonomi makro," tambahnya.
CEO dan Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono mengatakan target penyaluran pinjaman di tahun 2023, KoinWorks optimis bakal meningkat dari tahun 2022 ini, dengan beberapa faktor pendukung antara lain seperti industri fintech lending yang terus dipertimbangkan sebagai solusi pembiayaan digital bagi Usaha Mikro Kecil Menengah. Adapun, strategi yang akan dilakukan KoinWorks di tahun depan yaitu lebih fokus kepada pelaku UMKM, di mana KoinWorks sudah mulai membidik segmen UMKM dan akan lebih gencar lagi di tahun mendatang. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan, per September 2022 pertumbuhan outstanding pembiayaan fintech lending tumbuh 77,33% secara tahunan menjadi Rp 48,74 triliun pada kuartal III 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi