Begini Strategi Hutama Karya Atasi Dampak Kelesuan Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang disertai dengan penguatan signifikan dolar AS memberikan dampak pada sektor jasa konstruksi. Melemahnya rupiah mempengaruhi biaya bahan baku impor yang digunakan dalam sektor konstruksi.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah menguat tipis pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah menguat 47 poin menjadi Rp 16.365 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada akhir perdagangan pekan lalu, kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah tajam di level Rp 16.412.

Hal ini diakui oleh BUMN Karya, PT Hutama Karya (Persero). Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah berdampak pada harga material konstruksi.


Baca Juga: Hutama Karya Angkat Bicara Soal Korupsi Pengadaan Lahan yang Melibatkan 2 Pejabatnya

"Pelemahan rupiah tentu dapat berdampak terhadap harga material konstruksi. Sehingga diharapkan dapat dilakukan penyesuaian nilai kontrak maupun pengoptimalan penggunaan material," ujar Adjib saat dikonfirmasi Kontan, Senin (24/6).

Ia juga mengakui adanya peningkatan harga bahan baku impor seperti besi, baja, semen, dan alat-alat berat. Untuk itu, perseroan tengah berupaya mengkaji kembali perencanaan terhadap beberapa aspek.

"Terkait peningkatan biaya produksi secara keseluruhan, saat ini sedang dilakukan kajian dan perencanaan kembali terhadap beberapa aspek, di antaranya struktur pembiayaan yang tentunya akan berdampak pada profitabilitas proyek," ungkapnya.

Baca Juga: Hutama Karya Kerjakan Dua Junction di JTTS, Targetkan Rampung 2025

Adjib melanjutkan bahwa perseroan saat ini tengah mempertimbangkan untuk melakukan proses addendum kontrak kerja jika diperlukan. Hal itu berlaku bagi kontrak baru yang didapat dan proyek yang sedang berjalan hingga akhir tahun ini.

"Hutama Karya juga akan melakukan proses addendum kontrak kerja jika diperlukan, sehingga proyek tetap berprogres sesuai target, baik untuk kontrak baru yang didapat dan proyek yang sedang berjalan hingga akhir tahun ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .