Begini Strategi Investree Jaga Bisnis dan NPF



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform fintech peer-to-peer (P2P Lending) Investree memiliki taktik jitu dalam rangka menjaga bisnis dan reliabilitas layanan terutama menjaga non performing financifng (NPF) ke depan.

Co-Founder sekaligus CEO Investree Adrian Gunadi menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan langkah strategis menekan NPF. Di antaranya, pertama, dalam menerima pengajuan pinjaman, Investree berfokus pada payor dengan reputasi baik, seperti BUMN, pemerintah, perusahaan multinasional, perusahaan terbuka, dan lain sebagainya.

“Kedua, mempertajam seleksi kriteria pemberi pinjaman berdasarkan industri tertentu atau spesifik atau berfokus pada industri yang sedang bertumbuh dan mendukung proses/jalannya rantai pasok UMKM, seperti industri kesehatan, kreatif, produk konsumen yang sering dibeli dan dikonsumsi/fast moving consumer good (FMCG), dan teknologi informasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/5).


Ketiga, lanjut dia, melakukan validasi terutama kebenaran dokumen invoice yang dijadikan sebagai underlying pembiayaan dan memperketat kriteria onboarding untuk calon borrower/borrower baru yang memiliki rekam jejak menengah-kurang baik.

“Keempat, memperketat keamanan pembayaran (payment security) sesuai dengan analisis kredit pembiayaan. Kelima, meningkatkan kualitas verifikasi dan validasi trade checking ke pemberi kerja atau yang biasa disebut dengan Payor,” katanya.

Baca Juga: Ada Masalah Pendanaan Telat di Fintech, Ini Tanggapan Pengamat

Adrian mengungkapkan, dalam pelaksanaan tugas atau fungsi pengawasan dan penyesuaian informasi debitur, pihaknya melakukan pengecekan dan pengetatan kriteria onboarding dengan memanfaatkan data-data atau sistem informasi yang tersedia di biro kredit rekanan Investree.

“Salah satu contohnya Pefindo Biro Kredit IdScore, di mana sumber dari sistem informasi tersebut tetap berasal dari SLIK OJK digabung dengan data-data yang tersedia di Fintech Data Center (FDC),” ungkapnya.

Dia bilang, Investree juga tengah melakukan penguatan modal. Pada Desember 2022 lalu, Investree mengumumkan pendanaan seri D yang akan dipimpin oleh JTA International Holding dari Qatar.

“Dalam hal ini, Investree dan JTA International Holding berbagi nilai-nilai yang sama yaitu kolaborasi dan pentingnya pemberdayaan untuk tumbuh, terutama bagi para pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian di setiap negara, serta pengembangan dan eksplorasi pasar baru secara global,” katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga terus melakukan pengelolaan/manajerial perusahaan yang andal. Mayoritas para pimpinan dan anggota Investree sudah berpengalaman lebih dari 15 tahun di dunia perbankan.

“Pengalaman dan keahlian itu tentu memudahkan para anggota Investree untuk melakukan prediksi dan mengambil langkah tepat dalam melaksanakan kegiatan usaha di Investree, bahu-membahu antar tim demi mencapai hasil yang maksimal,” imbuhnya.

Adrian menyebutkan, per 30 April 2023 TKB90 Investree sebesar 97,07%, di atas rata-rata industri per Maret sebesar 95,7%.

“Investree terus memperbaharui laporan pengaduan dan penyelesaian pendanaan Lender kepada OJK sebagai bentuk tanggung jawab kami terhadap regulator dan industri,” imbuhnya.

Baca Juga: Simak Jurus Fintech P2P Lending untuk Menghindari Kredit Macet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat