Begini Strategi Kementerian ESDM Hadapi Kekurangan Listrik di Batam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui akan ada pembangkit sewa yang akan beroperasi untuk menambah pasokan listrik di Batam. Pasalnya, saat ini Batam mengalami shortage atau kekurangan listrik akibat sejumlah persoalan. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu menjelaskan saat ini pihaknya sedang mengusahakan untuk meningkatkan pasokan dan cadangan daya listrik (reserve margin) di Batam menjadi lebih baik. 

Sebelumnya PLTU Tanjung Kasam dengan kapasitas 2x55 MW sebagai penopang listrik di Batam mengalami permasalahan sehingga menyebabkan shortage. Kemudian ada juga Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) milik Dalle Energi Batam (DEB) unit 2 berkapasitas 38 MW yang mengalami gangguan sehingga dalam proses perbaikan. 


“(Perawatan pembangkit) DEB ini tidak lama juga sih paling 5 hari tetapi kan yang namanya listrik sistem itu ada cadangan, itu yang kita upayakan,” jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (31/5). 

Baca Juga: PLN Sebut Sejumlah Peluang dan Tantangan Ekspor Listrik Hijau ke Negara Tetangga

Jisman menyatakan, sebagai salah satu solusi untuk memulihkan kelistrikan di Batam, pihaknya meminta PLN Batam mengoperasikan pembangkit sewa sebesar 75 MW. 

“Supaya di bulan Juli ada sekitar 20 MW masuk dan  50 MW diperkirakan beroperasi di September 2023. Dalam waktu dekat itu yang bisa diselesaikan,” ujarnya. 

Dengan beroperasinya pembangkit sewa tersebut, Jisman menyatakan, akan ada penambahan cadangan daya listrik di Batam menjadi sekitar 17% dari sebelumnya hanya 3%. 

Jisman bilang, Kementerian ESDM telah mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Batam 2023-2032 untuk mempercepat dan memfasilitasi reverse margin yang lebih baik. Selain itu, Jisman mengungkapkan, pada 2027 transmisi yang menghubungkan Sumatera dan Batam akan beroperasi. 

“Transmisi Sumatera-Batam ini sangat diperlukan karena di Batam tidak ada sumber EBT hanya gas dari Singapura itu,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi