Begini strategi Link Net (LINK) menggenjot kinerja pada tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa layanan internet, PT Link Net Tbk (LINK) tahun ini menargetkan pertumbuhan revenue sekitar 7% sampai dengan 9% serta marjin EBITDA di atas 50%.

Deputy Chief Marketing Officer LINK, Santiwati Basuki memaparkan target tersebut akan diraih dengan agresif menambah jangkauan homepass serta bekerjasama dengan beberapa perusahaan penyedia platform hingga perusahaan yang mengalami dampak minimal dari Covid-19.

"Kami tidak khawatir dengan persaingan atau kompetisi. Kami fokus dengan content yang kami buat, menghadirkan layanan unlimited dan bervariasi, bekerjasama dengan Viu, HBO dan lainnya hingga fokus meningkatkan pelanggan sektor enterprise dari industri pemerintahan, financial, hingga wholesale industry," jelasnya kepada Kontan pada media meeting secara virtual, Senin (7/6).


Baca Juga: Siantar Top (STTP) bidik pertumbuhan penjualan hingga dua digit pada tahun ini

Berdasarkan laporan keuangan LINK kuartal I 2021, Perseroan mencatat kinerja apik dengan peningkatan pendapatan di angka Rp 1,06 triliun atau naik 11,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 958,99 miliar.

Lalu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 25,96% menjadi Rp 249,02 miliar dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp 197,7 miliar.

Santi melanjutkan, LINK optimis mempertahankan pencapaian kinerja dengan menargetkan pertambahan total 70.000 pelanggan tahun ini. Adapun pada kuartal I 2021, Perseroan sudah berhasil menambah 20.000 pelanggan, sehingga saat ini total pelanggan yang dimiliki adalah sekitar 875.000 pelanggan.

Santi mengungkapkan, LINK juga akan menambah homepass di total 11 kota tahun ini. Pada kuartal I 2021 sendiri, LINK sudah menambah sekitar 49.000 homepas di kota-kota tersebut.

Sedangkan pada 2020 dan 2019, LINK secara total sudah menambah jangkauan homepas di 11 kota. Pada 2019 ke 5 kota, yakni Solo, Semarang, Serang, Cilegon, Bali. Lalu, pada 202 di 6 kota, yakni Cikampek, Purwakarta, Cirebon, Tegal, Jogja, dan Kediri.

Baca Juga: DCI Indonesia (DCII) bukukan kenaikan pendapatan sebesar 25% pada kuartal I

"Kami juga mengaktifkan sebuah platform Java Backbone, yang bisa menyangga Jawa dan bisa mengitari 45 kota. Dengan platform ini, kami bisa optimalisasi kota-kota yang belum tersentuh," ujarnya.

Ia menambahkan, tahun ini menyiapkan capex sekitar Rp 3 triliun yang berasal dari operating profit dan pinjaman bank. Namun, LINK melihat angka tersebut bisa diefisiensikan di kuartal I 2021, sehingga capex turun menjadi Rp 2,5 triliun.

Di sisi lain, jumlah liabilitas LINK juga meningkat menjadi Rp 4,23 triliun pada kuartal I 2021 dibandingkan dengan akhir 2020 yang sebesar Rp 3,17 triliun. Adapun jumlah aset meningkat tajam menjadi Rp 9,1 triliun dibandingkan dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp 7,79 triliun. Sedangkan ekuitas meningkat secara YTD dari Rp 7,79 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 9,10 triliun di kuartal I 2021.

 
LINK Chart by TradingView

Selanjutnya: Kinerja Buana Lintas Lautan (BULL) tahun lalu melesat, ini pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi