KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metrodata Electronics Tbk (
MTDL) optimistis menyambut semester II-2022. Bahkan Metrodata tak segan-segan menargetkan kinerja mumpuni dengan pendapatan naik 15% dan laba bersih tumbuh 20% di tahun ini. Untuk merealisasikan hal tersebut, Metrodata sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk merealiasikan target itu. Randy Kartadinata, Direktur MTDL mengatakan, prospek bisnis tahun ini akan semakin membaik seiring dengan bisnis-bisnis yang sudah mulai normal kembali dan diiringi transformasi digital. MTDL melihat peluang dari pulihnya bisnis di Indonesia yang mulai gencar untuk ekspansi infrastruktur IT ke arah digitalisasi.
Dia bilang, melihat berbagai industri yang mulai normal kembali dan terus meningkat, strategi bisnis perseroan akan mengarah ke berbagai sektor. Misalnya pada sektor
Banking & Financial Services yang mengalami pertumbuhan digitalisasi secara signifikan, MTDL akan mendukung program BI-FAST untuk memfasilitasi pembayaran ritel menggunakan berbagai platform yang tersedia di mana bank & non-bank yang satu-per-satu akan menjadi peserta BI-FAST (
multi-years journey).
Baca Juga: Ini Penyebab Pendapatan Metrodata Electronics (MTDL) Naik 32% di Tahun 2021 “MTDL juga menyediakan solusi Konverter BI-FAST System MII (KOMI) yang digunakan untuk menghubungkan BI-FAST connector dengan Core Banking dan Digital Platform. Kebutuhan teknologi digital pun akan terus semakin berkembang di semua pelaku industri dan menjadi peluang bagi MTDL. Kami juga melihat potensi pertumbuhan ekonomi digital berbasis
cloud semakin besar di Indonesia sehingga kami mempersiapkan divisi khusus solusi
cloud,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Minggu (3/7). Selain itu MTDL juga akan menambah kemitraan global untuk segmen bisnis solusi
cloud hyperscaler bersama Google Cloud, Amazon Web Services, dan Microsoft Azure. “Kami melihat pemain besar itu mempunyai potensi sangat besar mengingat dunia kerja harus bisa mengakomodasi hybrid dalam pekerjaan baik
on premise maupun
cloud (hybrid),” katanya. Kemudian, yang terbaru MTDL juga menambahkan kerja sama dengan NetApp untuk Hybrid Multicloud Design and Optimization Workshop (HMDOW) untuk membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengoptimalkan pilihan model penerapan cloud, yang disesuaikan dengan kebutuhan beban kerja dan aplikasi mereka.
“Di sisi lain, kami juga menerapkan strategi diversifikasi untuk melengkapi portofolio terhadap produk-produk di unit distribusi terutama untuk produk
smart phone, produk
gaming, dan juga komponen IT dan Notebook,” tambah Randy. Dengan rencana ekspansi itu, MTDL pun optimis dapat meraup kenaikan pendapatan dan laba bersih tumbuh
double digit. Adapun, untuk mempercepat rencana bisnisnya, perseroan telah menyiapkan belanja modal atau capex sekitar Rp 250 miliar. Randy mengatakan, sampai dengan Mei 2022, belanja modal itu sudah terealisasi 48% atau sekitar Rp 119,4 miliar.
“Penggunaan Capex tersebut sebagian besar ditujukan ditujukan untuk untuk penyewaan asset dan peralatan IT dari customer dan sisanya untuk ekspansi Gudang di beberapa tempat seperti Bandung, Yogyakarta dan Makassar serta biaya upgrade dan perawatan pada produk-produk IT kami,” tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, perusahaan sukses meraih pendapatan sebesar Rp 18,5 triliun atau meningkat 32% year on year (yoy) di sepanjang 2021. Adapun MTDL juga membukukan laba bersih sebesar Rp 508,9 miliar yang meningkat 39% YoY.
Sementara masing- masing kontribusinya, yakni pada unit bisnis Distribusi Digital meraih laba bersih sebesar Rp 505,9 miliar atau meningkat 41% YoY. Di sisi lain, pada unit bisnis Solusi & Konsultasi Digital membukukan laba bersih sebesar Rp 255,9 miliar atau meningkat 36% Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari