KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah banyaknya perusahaan startup yang tumbang belakangan ini, membuat para investor atau perusahaan modal ventura menyiapkan strategi jitu dalam memberikan pendanaan. MDI Venutures misalnya, selain melakukan product-market fit dari startup yang telah ada, juga melihat berbagai startup yang mampu memberikan solusi dan menjawab persoalan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, juga memperhatikan startup yang memiliki kemampuan untuk memperluas jangkauannya dalam meningkatkan user growth dan revenue growth, dan juga mencapai profitabilitas dengan lebih mudah.
“Namun selain dari segi capital gain yang menjadi parameter, kami juga berorientasi terhadap seberapa besar perolehan impact positif yang dihasilkan oleh startup tersebut, baik dari segi aspek sosial dan lingkungan,” ujar VP Corporate Communication MDI Ventures, Andri Herawan Sasoko kepada Kontan.co.id, Jakarta (9/5).
Baca Juga: Begini Cara East Ventures Tentukan Pendanaan Bagi Startup Andri menjelaskan, di tengah lanskap industri yang menunjukkan tren positif, pihaknya memfokuskan pendanaan pada startup yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan, pangan, dan energi terbarukan. “Hal tersebut akan menjadi fokus investasi penting melihat beberapa aspek tersebut kini berperan signifikan untuk menentukan perkembangan industri dan teknologi ke depannya,” jelasnya. Terlebih lagi, lanjut dia, melalui teknologi dan inovasi dalam industri seperti Artificial Intelligence, Internet of Things (IoT), blockchain, dan bioteknologi juga akan terus mendorong masifnya pendanaan di sektor krusial. Andri menuturkan, target yang akan ditempuh MDI Ventures antara lain pertama, dengan multi-fund yang dikelola, MDI akan menambah dana kelolaan yang berfokus pada semua investment stage melalui kerjasama dengan pihak eksternal di luar dana kelolaan Telkom. Kedua, MDI akan meluncurkan impact fund yang fokus pada startup Indonesia yang memberikan kontribusi pada dampak sosial. Opsi pendanaaan diluncurkan sebagai bagian dari ekspansi MDI Ventures. Ketiga, MDI juga sedang mengupayakan perolehan external fund untuk meningkatkan asset under management (AUM) MDI, sehingga diharapkan pada tahun 2023 AUM MDI tumbuh mencapai US$ 1,2 miliar. “Angka AUM tersebut tentunya diperoleh dari fund yang tidak hanya berasal dari Telkom, namun juga diperoleh dari berbagai pihak berskala global,” terangnya. Andri menambahkan startup yang akan berhasil adalah yang menjawab permasalahan yang ada dengan cara yang paling inovatif dan scalable. Untuk itu, nantinya Impact Fund milik MDI akan mempertimbangkan faktor sosial sebagai salah satu kriteria penting dalam menentukan pendanaan. “Kami juga akan melakukan proyeksi mengenai social return yang diperoleh dalam proses pendanaan dan berharap dapat memilih startup yang tidak hanya memiliki potensi keuntungan finansial, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat luas,” tandasnya. CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro menyampaikan, seiring dengan adanya koreksi pasar pihaknya menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan investasi dengan standar yang lebih ketat. “Saat ini, Venture Capitals tidak hanya mempertimbangkan bisnis dengan pertumbuhan tinggi, tetapi juga memperhatikan rencana profitabilitas yang jelas agar bisnis tersebut dapat berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/5). Eddi mengungkapkan, dalam hal pendanaan sejauh ini pihaknya sudah berinvestasi pada satu startup, yaitu Kecilin, yang merupakan startup SaaS compression services pertama di Indonesia.
Baca Juga: Merah Putih Fund Dipastikan Meluncur Maret 2023? MCI: Semoga “Kita memiliki target untuk invest di empat sampai lima startups di tahun ini, tentunya startup berkualitas yang memiliki visi misi yang sesuai dengan BNI Ventures,” ungkapnya. Dia bilang, kriteria startup yang masuk daftar BNI Ventures untuk didanai yakni startup yang dapat memberikan dampak positif pada pasar Indonesia dan juga value-adding bagi ekosistem BNI, terutama untuk sektor fintech. “Kami juga masih relatif baru di market, sehingga kami cukup konservatif dalam memilih startup, dimana kami fokus pada startup yang tidak hanya memiliki high growth, tetapi juga harus memiliki profitability plan yang jelas agar bisnisnya dapat berjalan dalam jangka panjang,” pungkasnya. Sementara itu, Co-Founder and Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca mengatakan bayang-bayang krisis ekonomi global tak menyurutkan pihaknya dalam melakukan pendanaan. “Katanya ada pengaruh global economic, winter is coming dan sebagainya, apakah artinya East Ventures akan melambat melakukan pendanaan? Jawabannya tidak,” ujarnya di Jakarta, Selasa (9/5). Willson menyatakan, fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi baik yang terlihat dari bertambahnya jumlah e-commerce. Menurutnya, semua krisis tersebut memberikan gambaran yang lebih jelas mana perusahaan yang baik dan tidak. “Saya tidak akan funding kalau gak ada entrepreneur yang bagus, tapi saya tidak akan stop funding gara-gara ekonomi dunia kacau,” katanya. Di sepanjang tiga bulan pertama atau kuartal I tahun 2023, East Ventures telah memberikan 20 pendanaan. Sementara di sepanjang tahun 2022 lalu, kata Willson, pihaknya telah melakukan pendanaan kepada 80 perusahaan. “(Target) Tidak ada, kalau ada 100 company yang bagus, founders bagus ya invest 100, ada 1.000 saya invest, (tahun lalu) kayanya 80 company total," jelasnya.
Lebih lanjut, Willson menambahkan bahwa dalam memberikan pendanaan kepada perusahaan, pihaknya melihat dari sisi pendiri perusahaan (founder) yang memiliki integritas. “Yang jelas itu kita lihat founders tersebut punya kualitas sebagai founders gak, karena itu susah sekali. Anak muda yang datang ke kita, bayanginnya waktu datang saat company nya gede dia bisa jadi CEO gede gak sih, karakternya bisa berkembang atau tidak," tambahnya. Sebagai informasi, di kuartal I 2023 East Ventures menyalurkan lebih dari US$ 6,7 miliar pendanaan serta US$ 86 miliar annualized GMV. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi