Begini Strategi Pemerintah untuk Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah optimistis di tengah ketidakpastian ekonomi global. Meski optimistis, pemerintah tetap hati-hati dengan berbagai kemungkinan yang terjadi. 

“Situasi global memang tidak pasti, sudah dihitung dan diprediksi. Untuk itu, kebijakan yang kami keluarkan harus hati-hati,” terang Jokowi kepada awak media setelah Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2022, Rabu (30/11) di Jakarta. 

Untuk tahun 2023, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% secara tahunan alias year on year (YoY) atau sesuai dengan asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Terlihat optimisme perekonomian tahun depan akan meningkat dibandingkan perkiraan tahun 2022 yang sebesar 5,2% YoY.


Senada dengan Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tantangan global yang masih tak menentu. Tantangan ini bersumber dari kenaikan harga energi, pangan, juga pupuk yang menyebabkan lonjakan inflasi. 

Baca Juga: BKPM Targetkan Investasi Sebesar Rp 1.400 Triliun pada 2023, Ini Kata Ekonom

Bila melihat indikator dalam negeri seperti konsumsi rumah tangga, kinerja ekspor, maupun investasi masih cukup berdaya. Namun, tantangan inflasi inilah yang cukup mengkhawatirkan. 

Agar pertumbuhan ekonomi bisa dijaga tumbuh di atas 5% YoY, Sri Mulyani bilang, pemerintah harus bisa menekan inflasi. BI sudah merespon kenaikan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan. Bersama dengan pemerintah, BI juga ambil peran dalam mengendalikan inflasi pangan. 

“Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang penting Indonesia harus optimistis dan waspada. Sumber pertumbuhan ekonomi masih kuat, tetapi inflasi harus dijaga rendah untuk menjaga konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak ekonomi,” tutur Sri Mulyani pekan lalu. 

Namun, meski pemerintah cukup optimistis dengan prospek perekonomian Indonesia di tahun depan, beberapa lembaga internasional justru memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat atau lebih rendah dari perkiraan tahun 2022. 

Sebut saja Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 hanya tumbuh 5,0% YoY. Sedangkan mereka optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 mencapai 5,3% YoY. 

Pun Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 sebesar 5,0%, atau melambat dari perkiraan pertumbuhan tahun ini yang mencapai 5,4%. 

Baca Juga: Tak Gentar, Jokowi Minta Hilirisasi Tambang Terus Berlanjut

Baru-baru ini pun Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) bahkan sampai memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan menjadi 4,7% YoY. Ini lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan 2022 yang sebesar 5,3%. 

Sri Mulyani mengaku tak berkecil hati. Perbedaan perkiraan dari berbagai lembaga internasional tersebut justru bisa menjadi panduan bagi Indonesia untuk berbenah diri, sehingga target pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa tercapai. 

“Lembaga-lembaga internasional memberikan pandangan berbeda. Kami menyikapinya dengan melihat mana yang menjadi sorotan mereka. Yang mana yang perlu diwaspadai? Pengaruh global masuk dari pintu mana? Itu bisa dijadikan masukan dalam menentukan langkah,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi