Begini strategi PGN (PGAS) untuk mengembangkan industri gas domestik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri gas Indonesia diakui masih memiliki beberapa tantangan. PT Perusahaan Gas Negara Tbk memiliki strategi untuk mengembangkan industri gas dalam negeri sekaligus meningkatkan kinerja emiten bersandi PGAS (anggota indeks Kompas100) tersebut.

Direktur Utama PGAS Gigih Prakoso menilai, industri gas bumi sebenarnya unik dan sangat menantang. Hal ini lantaran fleksibilitas komoditas gas bumi yang terhubung dengan kondisi energi dunia. Pengelolaan bisnis gas bumi tak hanya dipengaruhi oleh faktor pasar industri tersebut, melainkan juga kondisi non-teknis seperti masalah geopolitik yang terjadi di dunia.

Baca Juga: Dua emiten catat kinerja apik, analis sebut penjualan lahan industri lebih berisiko


“Untuk Indonesia, hal paling krusial dalam pengembangan industri gas bumi ke depan adalah menyeimbangkan antara aspek pertumbuhan pasar gas bumi, penyediaan gas bumi, serta ketersediaan infrastruktur,” ungkap dia, Kamis (10/10).

PGAS pun tetap menjalankan perannya sebagai produsen dan distributor gas bumi domestik. Salah satu strategi yang diterapkan perusahaan adalah membangun infrastruktur transmisi dan distribusi gas bumi untuk peningkatan konektifitas antara sumber pasokan gas dengan pengguna gas bumi.

Perusahaan juga terus membangun infrastruktur gas bumi untuk pelanggan di sektor rumah tangga. Hal ini untuk mendukung program pemerintah untuk mengkonversi LPG ke gas bumi.

Sebagai informasi, saat ini PGAS melayani lebih dari 350.000 pelanggan. PGAS memiliki cakupan jaringan gas untuk segmen rumah tangga sekitar 3.500 kilometer dari total seluruh jaringan gas yang dikelola perusahaan sepanjang lebih dari 10.000 kilometer.

“Saat ini pelanggan terbesar ada di Surabaya dengan jumlah kurang lebih 42.500 pelanggan,” ujar Gigih.

Baca Juga: Hingga kini, Ciputra Development (CTRA) raup marketing sales Rp 4,8 triliun

Adapun hingga akhir Juni 2019 lalu, volume distribusi gas PGAS telah mencapai 932 BBUTD. Permintaan gas terbesar datang dari sektor pembangkit listrik dan industri.

Strategi PGAS lainnya adalah menyediakan infrastruktur gas untuk kebutuhan kilang minyak. Hal ini dalam rangka pergantian bahan bakar eksisting serta untuk memenuhi penambahan kebutuhan gas terkait proyek refinery development master plan (RDMP).

PGAS juga terus menyuplai kebutuhan gas bumi untuk sektor transportasi darat dan laut.

Khusus untuk transportasi darat, PGAS mengandalkan skema optimalisasi pemanfaatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) untuk transportasi umum hingga kendaraan berat. “Untuk kebutuhan ini, diperlukan pembangunan LNG storage dan stasiun pengisian berbasis LNG,” terang Gigih.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) ubah slag nikel menjadi bahan material jalan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi