KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berusaha memperbaiki kinerja bisnisnya pada 2023. Perusahaan ini akan memaksimalkan layanan pemeriksaan non Covid-19 dan digitalisasi. Sebagai informasi, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan PRDA turun 17,74% year on year (YoY) menjadi Rp 2,18 triliun pada 2022. Di samping itu, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PRDA merosot 40,36% YoY menjadi Rp 371,64 miliar. Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Mulianty mengatakan, bertepatan dengan berakhirnya pandemi, PRDA akan fokus meningkatkan jumlah kunjungan pelanggan dan volume pemeriksaan secara organik melalui beberapa inisiatif seperti memaksimalkan penggunaan U by Prodia, mengoptimalkan layanan Home Service, meluncurkan berbagai jenis tes baru, pembaruan fasilitas outlet, memperkuat akses business to business (B2B) melalui ProdiaLink (interoperability system), serta penambahan channel Prodia melalui kolaborasi dan kemitraan strategis.
Di tengah berbagai tantangan saat ini, PRDA tetap melihat adanya peluang di mana setelah pandemi Covid-19, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan meningkat. Pelanggan pun menambah jumlah dan jenis pemeriksaan yang dibutuhkan agar pemeriksaan kesehatan semakin komprehensif. "Alhasil, jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, permintaan pemeriksaan non Covid-19 mengalami peningkatan," ujar dia, Rabu (12/4). Lantas, tahun ini PRDA berkomitmen tetap memberikan kinerja yang lebih baik bagi pelanggan dan pemangku kepentingan, mengupayakan inovasi-inovasi untuk memberikan layanan pemeriksaan yang semakin komprehensif dan advanced, serta pengelolaan kualitas dan mutu pemeriksaan yang terjamin dan terjaga dengan baik. Lebih lanjut, PRDA akan memaksimalkan pendapatan dari kanal digital sebagai salah satu strategi untuk mempertahankan lini bisnis sekaligus menstimulasi performa dan kontribusi terhadap kinerja bisnis serta pendapatan perusahaan.