Begini strategi Pudjiadi and Sons (PNSE) untuk dorong kinerja di sisa tahun 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Pudjiadi and Sons Tbk (PNSE) mencatat kinerja yang kurang maksimal di kuartal I-2021. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan PNSE pada kuartal pertama turun 68,50% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 11,65 miliar. 

Padahal pada tiga bulan pertama tahun 2020, pendapatan PNSE masih mencapai Rp 36,98 miliar.

“Penurunan kinerja PNSE pada kuartal pertama tahun ini terjadi karena ada dalam kondisi pandemi Covid-19 sehingga terdapat pengurangan mobilitas masyarakat serta penutupan tempat pariwisata yang berdampak pada kinerja perusahaan,” jelas Ariyo Tejo, Direktur Pudjiadi And Sons kepada Kontan.co.id, Jumat (23/7).


Adapun untuk bertahan di masa pandemi Covid-19, ditambah dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, perusahaan telah menerapkan sejumlah strategi. Pertama, penutupan operasional hotel seperti untuk unit-unit hotel di Bali. 

Kedua, penutupan sebagian besar operasi hotel yaitu dengan mengoperasikan sebagian kamar yang tersedia. 

Ketiga, menghadirkan program Compulsary Unpaid Leave yaitu perusahaan hanya membayar gaji karyawan yang masuk kerja sesuai skedul masuk kerja, jika tidak ada skedul masuk kerja maka perusahaan tidak membayar gajinya. 

Keempat, melakukan skedul masuk kerja karyawan dan merumahkan karyawan yang tidak diperlukan dalam operasional karena penutupan operasi atau pengurangan jumlah kamar tersedia.

Kelima, melakukan refocusing anggaran kepada hal-hal prioritas dalam proses operasi.

Baca Juga: Pendapatan Pudjiadi And Sons (PNSE) pada kuartal I-2021 turun, ini penjelasnnya

 
PNSE Chart by TradingView

Keenam, menjual aset-aset perusahaan yang dirasakan kurang memberikan daya guna seperti pengurangan kendaraan operasional, portofolio tanah yang belum terbangun dan invesntori yang menjadi berlebih dalam kondisi operasional saat ini.

Ketujuh, melakukan upaya pemasaran yang lebih terintegrasi dan efektif dengan menggunakan jalur pemasaran digital yang berbiaya rendah.

Kedelapan, lebih fokus pada pemasaran dengan target di kawasan sekitar lokasi unit hotel. Kesembilan, melakukan training multi-tasking dan penugasan multi-tasking untuk meningkatkan produktifitas.

Kesepuluh, melakukan review prosedur penggunaan alat-alat elektrik maupun alat pendukung lainnya yang menggunakan daya listrik besar.

“Karena saat ini biaya utilitas terutama biaya listrik merupakan pos biaya yang signifikan dalam operasi hotel-hotel unit milik perusahaan selain biaya karyawan,” jelasnya.

Adapun untuk target kuartal III-2021, PNSE menargetkan pendapatan sebesar Rp 47,1 miliar, yang setara 32,6% dari target keseluruhan perusahaan di tahun ini yang mencapai sebesar Rp 144,1 miliar. 

Namun, melihat kondisi saat ini dengan diberlakukan PPKM Darurat dan belum dibukanya Bali bagi wisatawan mancanegara khususnya Australia yang juga belum mengizinkan warganya datang ke Indonesia, maka pencapaian target tersebut sulit terealisasi.

“Untuk tahun ini tidak ada rencana ekspansi atau agenda perusahaan lainnya selain melakukan konsolidasi usaha dan meningkatkan serta memperbaiki sistem pemasaran serta operasi perusahaan,” pungkas dia.   

Selanjutnya: Rupiah Jisdor menguat tipis 0,05% ke Rp 14.501 per dolar AS pada Jumat (23/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari