KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkat transformasi bisnis, emiten pembiayaan PT Radana Bhaskara Finance Tbk (
HDFA) mampu membalik kerugian setelah tiga tahun berturut-turut menjadi untung pada akhir 2021. Sepanjang 2021, Radana Finance mencatatkan pendapatan sebesar Rp 155,08 miliar. Capaian ini tumbuh 53,78% secara tahunan atawa
year on year (
yoy) dari Rp 100,85 miliar di 2020. Perinciannya, pendapatan dari pembiayaan melejit 142,05%
yoy menjadi Rp 120,12 miliar. Pendapatan dari bank mencapai Rp 3,65 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 31,30 miliar.
Baca Juga: Pendanaan Perbankan Dalam Negeri ke Multifinance Tumbuh Subur Dari sisi
bottom line HDFA berhasil mencetak laba komprehensif tahun berjalan di 2021 sebesar Rp 34,77 miliar. Padahal di 2020, HDFA masih membukukan rugi senilai Rp 84,43 miliar. Sampai dengan akhir 2021, pembiayaan baru yang disalurkan perusahaan mencapai Rp 1,5 triliun. Angka tersebut melesat 255% yoy dari tahun sebelumnya. Direktur Radana Finance, Rizalsyah Riezky mengatakan, sebelum 2019, Radana Finance berkecimpung pada segmen kredit konsumsi seperti pembiayaan motor, mobil, dan rumah dengan target pasar menengah ke bawah. Namun kala itu bisnis multifinance alias pembiayaan sedang mengalami terpaan, misalnya dari seretnya kredit yang disalurkan oleh bank pada perusahaan multifinance. Hal itu yang juga dirasakan Radana secara tidak langsung.
Baca Juga: Suntikan Dana Perbankan ke Multifinance Semakin Semarak "Awal 2020 kami mulai transformasi. Kalau ngomong produk, dari pembiayaan mobil atau motor kami berubah yang produktif yaitu
factoring untuk memberikan modal kerja dan kedua pembiayaan alat berat dan
trucking," kata Rizalsyah kepada Kontan.co.id. Direktur Bisnis Radana Finance, Milokevin Wendiady menambahkan, saat ini Radana Finance punya dua produk. Pertama,
asset based financing (ABF) untuk pembiayaan alat-alat berat dan truk komersial.
Kedua, anjak piutang atau
factoring. Radana juga menyusun ulang komposisi manajemen atau sumber daya manusia (SDM) dengan menggaet pekerja yang berkompeten di bidang alat berat untuk mendukung bisnis barunya.
Baca Juga: Pembiayaan Baru Radana Finance Capai Rp 354 Miliar pada Kuartal I Rizalsyah bilang transformasi juga dilakukan dengan mengefisienkan kantor cabang. Tadinya Radana Finance punya 42 titik cabang. Sekarang HDFA hanya punya satu titik sehingga bisa melakukan perbaikan biaya operasional. "Kami banyak melakukan perbaikan dengan melakukan sentralisasi kredit, yang tadinya semua cabang bisa menyetujui kredit sekarang kami sentralisasi. Proses itu yang membuat performa kami lebih baik," ucap dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati