KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca sukses menorehkan raihan ciamik di Semester I 2020, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus berupaya menjaga kinerja di sisa tahun ini. Direktur Keuangan SIDO, Leonard optimistis kinerja dapat terjaga terlebih karakteristik produk SIDO dinilai memiliki tipe konsumer yang "sticky" atau sulit berpindah. Ia mencontohkan, produk Tolak Angin telah memiliki segmen pasar tersendiri, sekalipun ada produk sejenis dari kompetitor maka peluang konsumen berpindah ke produk lain cukup kecil. "Tolak angin sampai saat ini meningkat sekitar 2% dibanding tahun lalu, sementara kompetitor ada yang pindah ke produk ini dengan pengeluaran yang lebih besar hanya raih pertumbuhan 1%," ujar Leonard dalam Public Expose Virtual, Kamis (27/8).
Leonard menambahkan, pihaknya juga berupaya menggencarkan penjualan melalui segmen Modern Trade yang mulai menunjukkan grafik peningkatan. Sepanjang semester I 2020 penjualan skema modern trade meningkat dari 10% di akhir tahun lalu, naik mencapai 15% di semester I 2020. Baca Juga: Ini faktor pendorong kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I-2020 Adapun, SIDO memproyeksikan terjadinya penurunan aktivitas bisnis pada segmen general trade yang telah terjadi sejak pemberlakuan PSBB. "Juga ada kesadaran masyarakat bahwa pembelian melalui Modern Trade lebih terjaga tingkat hygiene," kata Leonard. Di sisi lain, SIDO juga berupaya meningkatkan ketersediaan produk pada semua jenis platform penjualan termasuk sidomunculstore.com, marketplace dan penjualan melalui sosial media. Asal tahu saja, SIDO menargetkan pertumbuhan pendapatan single digit di tahun 2020 ini serta pertumbuhan laba mencapai 10%. Upaya efisiensi juga dilakukan lewat pemangkasan capex dari Rp 180miliar menjadi Rp 135 miliar. Hingga semester I 2020 tercatat realisasi serapan capex mencapai Rp 35 miliar. Leonard menambahkan, SIDO juga berupaya menjaga rasio ikan dan promosi maksimum 10% dari penjualan. "Rasio A&P di semester I 2020 mencapai 8% atau di bawah target maksimum 13%," terang Leonard. Tak hanya itu, Leonard menuturkan SIDO juga bakal memperkuat sistem penjualan demi mendapatkan data penjualan aktual dari ground level. Dengan demikian, manajemen memiliki data pasti seputar tingkatan penjualan dan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas penjualan. Salah satu fokus SIDO di sisa tahun ini yakni dengan menguatkan pasar domestik terlebih pasar ekspor belum sepenuhnya pulih. Dari tiga negara pasar ekspor utama, baru Malaysia yang menunjukkan indikasi membaik. Sementara Filipina dan Nigeria masih mengalami kendala terlebih Filipina telah kembali memberlakukan lockdown. Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) targetkan pertumbuhan laba 10% di tahun ini