KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyiapkan sejumlah upaya untuk mencapai target
lifting migas di 2024. Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, target
lifting minyak sebesar 635.000 Barel Oil Per Day (BOPD) dan
lifting gas bumi sebesar 1,03 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menyatakan 2024 akan menjadi tahun yang menantang untuk SKK Migas mencapai target
lifting migas.
“SKK Migas telah mempersiapkan diri untuk mengejar target
lifting migas tahun ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Baca Juga: Petronas Dapat Perpanjangan Kontrak WK Ketapang 20 Tahun Secara umum, lanjut Hudi, SKK Migas akan memastikan program kerja yang sudah direncanakan di Work Plan & Budget (WP&B) seperti pengeboran, proyek
on-stream, dan kegiatan
maintenance berjalan sesuai rencana. Sejatinya, di sepanjang 2023 produktivitas hulu migas cukup baik dengan berhasil ditahannya penurunan (
decline). Secara historis, penurunan produksi migas biasanya turun 7%, namun di 2023 turunnya hanya 1%. “Harapannya hal ini bisa menjadi
turning point untuk industri hulu migas Indonesia,” tandasnya. Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan,
lifting gas di tahun ini diharapkan bisa tercapai jika tidak ada masalah di sisi penyerapan. Maka itu, di tahun ini SKK Migas juga akan fokus mengupayakan penciptaan pasar untuk gas. “Train III sudah bisa
full capacity kemudian Jambaran Tiung Biru (JTB) sebenarnya bisa
full tetapi sangat tergantung serapan gas karena kebutuhan di Jawa Timur masih bisa dipenuhi dari (sumber) gas eksisting,” ujarnya di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (2/1). Sehingga on streamnya JTB menjadi satu tantangan SKK Migas untuk meningkatkan penyerapan gas dan menciptakan pasar baru di Jawa Timur.
Baca Juga: Rukun Raharja (RAJA) Rampungkan Akuisisi 8% Blok Jabung Saat ini, lanjut Nanang, salur gas dari JTB rata-rata masih di kisaran 105 million standard cubic feet per day (MMSCFD) sedangkan masih bisa ditingkatkan sekitar 80 MMSCFD hingga 90 MMSCFD, sehingga salur gas dari lapangan gas tersebut dapat dimaksimalkan hingga 192 MMSCFD. Sedangkan untuk prospek minyak, diakui Nanang masih cukup menantang. Meski demikian, SKK Migas melihat harapan baru dari realisasi penurunan produksi tahun lalu hanya 1%. “Harapan kami (
decline) bisa flat dengan adanya proyek baru
on stream. Harapannya Forel Bronang bisa menambah 10.000 BOPD jika bisa berproduksi di pertengahan 2024. Sehingga produksi minyak dapat bertahan di 610.000-615.000 BOPD,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi