KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyiapkan sejumlah strategi untuk membukukan kinerja keuangan yang positif di sisa tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, FREN mencatat kerugian sebesar Rp473,77 miliar di semester I 2024. Nilai kerugian ini menciut dibandingkan periode semester I 2023 yang mencapai Rp543,21 miliar. Merza Fachys, President Director Smartfren mengatakan nilai kerugian yang berhasil dikurangi itu merupakan ikhtiar perusahaan untuk terus tumbuh dan menciptakan bisnis telekomunikasi yang positif.
"Penurunan tersebut menunjukkan bahwa Smartfren telah berada di jalur yang tepat secara bisnis," kata Merza kepada Kontan, Jumat (6/9). Baca Juga: Bidik Pertumbuhan High Single Digit, Begini Strategi XL Axiata (EXCL) Kemudian dari sisi pendapatan, FREN membukukan pendapatan usaha Rp5,57 triliun, tumbuh 1,9 persen dari semester I-2023 yang sebesar Rp5,56 triliun. Total pendapatan usaha Smartfren ditopang oleh segmen jasa telekomunikasi data Rp4,96 triliun. Sementara itu, segmen jasa telekomunikasi non-data menyumbang Rp214,8 miliar. Bisnis layanan jasa interkoneksi dan lain-lain masing-masing menyumbang senilai Rp137 miliar dan Rp256,1 miliar. Kendati Merza belum dapat membeberkan target pertumbuhan perusahaan pada semester kedua ini. Namun, pihaknya optimis untuk bisa meraih kinerja yang lebih positif pada akhir tahun 2024 ini. "Berikutnya kami tentu menargetkan kinerja yang lebih baik lagi sehingga dapat mencapai profit. Saat ini produk atau layanan data merupakan kontributor utama revenue Smartfren, bahkan proporsinya dapat dikatakan hampir 90%," ujarnya. Untuk itu, emiten telekomunikasi Grup Sinarmas tersebut akan memaksimalkan dan mengoptimalkan kualitas produk serta layanan data sehingga makin selaras dengan kebutuhan serta minat masyarakat. "Beberapa diantaranya yang saat ini sangat diminati adalah pake Smartfren Unlimited, Unlimited Nonstop, dan Kuota 100 GB," ujarnya.