Begini strategi Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) arungi bisnis pada tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) memiliki beberapa strategi bisnis baik di sektor hulu maupun hilir yang menjadi fokus perusahaan tersebut pada tahun 2021.

Chief Financial Officer & Corporate Secretary SIPD Sri Sumiyarsi menyampaikan, untuk memperkuat bisnis di sektor hulu (poultry) di tahun ini, SIPD menjalankan strategi yang disebut “performance to solution” yakni berupa peningkatan kualitas produk pakan ternak, keunggulan pelayanan yang cepat tanggap, serta menyediakan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

SIPD juga meningkatkan kapasitas pembibitan (breeding) untuk menunjang utilisasi produksi pakan ternak. “Kami juga memperluas penerapan sistem Smart Farm agar para peternak lebih mudah mengontrol manajemen budidaya ayam,” imbuh dia, Kamis (18/3).


Baca Juga: SAP Express (SAPX) targetkan pertumbuhan pendapatan 30% tahun ini

Sementara itu, di sektor hilir (food) pihak SIPD berupaya membangun distribusi rantai dingin (cold chain) dan logistik yang kuat, peningkatan eksekusi penjualan dengan dukungan dari pusat kendali, dan peningkatan portofolio melampaui sektor poultry.

Selain itu, SIPD juga berusaha meningkatkan gairah konsumen eksisting melalui pemberian promosi yang menarik dan meningkatkan kualitas ayam untuk mendongkrak nilai tambah produk perusahaan.

Sebelumnya, SIPD telah berinovasi melalui penerapan Halal Blockchain yang pertama di Asia dan penerapan teknologi bromelain pada pakan ternak. Hal ini merupakan bentuk strategi inovatif di mana SIPD berusaha selalu konsisten menciptakan nilai tambah dan keunggulan kompetitif bagi pelanggan.

“Tentunya hal ini berdampak positif terhadap kelangsungan usaha dan dapat terus meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan,” tutur dia.

Baca Juga: Triniti Land (TRIN) dan Jasamarga Related Business membangun properti di koridor tol

Tak ketinggalan, meski tidak dijelaskan secara rinci, tahun ini rencananya SIPD menyediakan belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini sekitar 3 kali dari biaya capex di tahun lalu.

Sumiyarsi menyebut, 35% dari capex tersebut merupakan biaya modal baru yang ditujukan untuk investasi strategis di unit usaha peternakan (farming) guna mendukung pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan utilisasi unit pakan ternak.

“Sedangkan dua pertiganya adalah belanja modal rutin, termasuk untuk memenuhi biaya modal yang kami tunda tahun lalu karena antisipasi krisis Covid-19,” tandas dia.

Selanjutnya: Bukit Asam (PTBA) tunjuk Adib Ubaidillah sebagai pelaksana tugas direktur keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi