Begini strategi Trisula International (TRIS) untuk torehkan kinerja terbaik tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun kinerja PT Trisula International Tbk (TRIS) masih terkontraksi di semester pertama, manajemen yakin dengan mulai berjalannya pemulihan ekonomi nasional akan berpengaruh positif terhadap laju bisnis perseroan di sepanjang tahun 2021. Hal itu terpancar dari program vaksinasi, diberlakukannya undang-undang Cipta Kerja, stimulus fiskal, dan juga kebijakan moneter oleh pemerintah. 

"Diharapkan kami dapat meraih kinerja yang baik hingga akhir tahun seiring dengan kondisi pandemi ini juga segera pulih," ujar Direktur Utama TRIS, Santoso Widjojo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/8) lalu. 

Sedikit gambaran, berdasarkan kinerja keuangan per 30 Juni 2021, penjualan neto TRIS tercatat sebesar Rp 511,45 miliar. Jumlah itu menurun 19% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 631,50 miliar. Sedangkan dari sisi laba bersih, tercatat menyusut hingga 65,19%, dari sebelumnya Rp 2,12 miliar menjadi Rp 739,07 juta.


Santoso berujar, torehan negatif perseroan di paruh pertama tahun ini, utamanya disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Sehingga dampaknya masih dirasakan oleh TRIS hingga tahun 2021.

Baca Juga: Laba bersih Trisula International (TRIS) susut 65% di semester pertama 2021

"Misalnya, pada tahun lalu bisnis group belum terlalu berdampak dari pandemi Covid-19 yang bahkan terdapat order APD dan masker cukup banyak dan pada saat itu terjadi shortage ketersediaan barang di market. Maka bila dibandingkan dengan tahun lalu kinerja semester I-2021 terkoreksi," ujarnya. 

Dia menambahkan, salah satu kendala utama yang dirasakan oleh perseroan dalam menjalankan bisnisnya di tengah pandemi adalah adanya kenaikan biaya freight. Kondisi tersebut tak hanya dirasakan oleh TRIS tapi juga bagi banyak industri lainnya. "Salah satu kendalanya adalah pada logistik secara global dengan adanya kenaikan biaya freight yang tentunya banyak dialami oleh bisnis lainnya juga," tambah dia. 

Meskipun kinerjanya terkoreksi secara tahunan atau yoy, Santoso bilang, sebenarnya kinerja TRIS secara kuartal atau qoq tercatat mengalami pertumbuhan pada kuartal II-2021. Di mana, ada kenaikan laba usaha menjadi sebesar Rp 9,4 miliar atau tumbuh 31,1% qoq dibandingkan kuartal I-2021. Hal itu menjadi katalis positif tersendiri bagi TRIS dalam menjalankan bisnisnya di sisa tahun 2021.

"Sehingga kami masih bisa terus berjalan, meski di masa penuh tantangan ini dan TRIS juga merupakan sektor esensial yang masih bisa beroperasi pada masa pembatasan," jelasnya. 

 
TRIS Chart by TradingView

TRIS tidak bisa membeberkan secara detil berapa target bisnis yang dibidik di tahun ini lantaran kondisi pandemi yang tidak menentu. Namun yang pasti, perseroan akan terus berupaya meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas produksi sehingga mampu memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan dan laba perseroan hingga akhir tahun nanti. 

Kata Santoso, upaya tersebut dilakukan lewat pengembangan produk berdasarkan kebutuhan pasar dengan berbagai inovasi. salah satunya dengan diversifikasi produk, dengan memasarkan produk APD berupa baju hazmat, masker non-medis, medical garment, dan protective-wear

"Kami juga terus berupaya melakukan efisiensi produksi dalam menjaga kinerja dan melihat peluang yang ada tanpa mengesampingkan kualitas produk. Sehingga diharapkan kami dapat meraih kinerja yang baik hingga akhir tahun seiring dengan kondisi pandemi ini juga segera pulih," pungkasnya. 

Selanjutnya: Penjualan ekspor garmen Trisula International (TRIS) berada dalam tren positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .