KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) dinilai berada di jalur yang tepat lantaran memiliki rencana jangka panjang terkait pemenuhan nikel untuk smelter yang sedang dibangunnya.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, INCO akan diuntungkan jika mampu memaksimalkan nikel hasil penambangan sendiri untuk kebutuhan hilirisasi. Selain menciptakan bisnis yang lebih efisien, INCO juga bisa lebih fokus untuk menjual produk nikel hasil
hilirisasi di
smelter yang tentu memiliki nilai tambah. “Kalau memang nikel hasil olahan
smelter buatan INCO hendak diekspor, tentu benefitnya lebih besar ketimbang hanya menjual nikel ore saja,” ujar dia, Selasa (5/10) malam.
Secara jangka panjang, Nafan melihat bahwa INCO berpotensi besar mencetak kinerja keuangan yang positif sehingga berefek pula terhadap pergerakan harga saham emiten tersebut. Saat ini pun INCO cukup diuntungkan oleh tren kenaikan harga nikel global.
Baca Juga: Jaga pasokan nikel, Vale Indonesia (INCO) siapkan rencana jangka panjang penambangan Komoditas nikel sendiri cukup seksi di mata pelaku pasar lantaran banyak industri yang memerlukannya sebagai bahan baku, salah satunya adalah industri kendaraan listrik. “INCO sangat diuntungkan karena
demand terhadap nikel cukup tinggi. Pemerintah pun tampaknya cukup akomodatif terkait hilirisasi tambang nikel,” ungkap Nafan. Dalam berita sebelumnya, Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto menyatakan, INCO melakukan penambangan nikel sendiri dan langsung diolah di pabrik pengolahan di Sorowako. Hal ini dilakukan agar INCO tidak melakukan transaksi jual beli nikel ore dengan penambang lain. Dalam beberapa tahun mendatang, INCO berencana untuk membangun sejumlah
smelter seperti
Smelter Pomalaa dan
Smelter Bahodopi. Nantinya, Smelter INCO di Pomalaa akan mendapat suplai nikel 100% dari penambangan di konsensi Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Demikian pula dengan
Smelter Bahodopi yang mana INCO akan mencukupi kebutuhan nikelnya dari tambang di Bahodopi, Sulawesi Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .