KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Emiten pengembang properti, sekaligus pemilik dari beberapa mal dan plaza, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mengatakan kenaikan dari tarif sewa mal tahun ini adalah sesuatu yang wajar. “Kenaikan harga sewa adalah hal yang wajar terjadi pada pusat perbelanjaan, biasanya kenaikan diberikan pada saat perpanjangan sewa tenant yang kisarannya antara 5%-20%,” ungkap Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo kepada Kontan, Jumat (19/04). Sebelumnya, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah menegaskan bahwa akan ada kenaikan tarif sewa mal pada tahun ini.
Baca Juga: Tingkat Hunian Hotel Metropolitan Land (MTLA) Capai 100% pada Lebaran Tahun Ini Budi juga memastikan bahwa besaran kenaikan tarif sewa tersebut berada di kisaran 5% hingga 10%. Meski begitu, dirinya menegaskan bahwa naiknya tarif sewa mal itu tidak berpengaruh pada penurunan tingkat okupansi mal. Menurutnya,
traffic pengunjung yang berdampak pada naik turunnya okupansi mal. Disamping itu Olivia mengatakan sampai saat ini perseroan memiliki 3 pusat perbelanjaan dan 1 plaza yaitu Metropolitan Mall Bekasi dan Grand Metropolitan di Bekasi, Metropolitan Mall Cibubur yang berlokasi di Metland Transyogi Cibubur dan Plaza Metropolitan. “Saat ini pusat perbelanjaan yang dimiliki oleh MTLA berlokasi di Jabodetabek dan kenaikan harga sewa berlaku di semua pusat perbelanjaan,” tambahnya.
Namun ia menambahkan pihaknya tidak khawatir adanya kenaikan harga sewa akan berpengaruh pada penurunan jumlah tenant. “Kenaikan harga sewa mengikuti inflasi dan sebagainya, jadi hal yang lazim terjadi setiap perpanjangan kontrak dan itu periode 3 hingga 5 tahun. Kenaikan tersebut biasanya tenant melakukan negosiasi hingga menemukan kesepakatan bersama dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan tenant atau okupansi,” ungkapnya. Sebagai tambahan, hingga saat ini okupansi mal yang dimiliki MTLA sudah mencapai diatas 95%, dengan okupansi tertinggi di Metropolitan Mall Bekasi dan Metropolitan Mall Cibubur yang berada di angka sekitar 98%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .