KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (
SIDO) menyatakan jika kebijakan transaksi bilateral mata uang lokal melalui
local currency settlement (LCS) ke negara ekspor yang dituju tidak banyak berpengaruh bagi Perseroan. Direktur Keuangan SIDO, Leonard Wibisono beralasan sebab pihaknya masih mendapatkan bahan baku dari domestik, sedangkan untuk saat ini SIDO fokus untuk mengekspor produk ke negara-negara yang telah menjadi tujuan utama seperti Nigeria dan Malaysia. "SIDO belum melakukan ekspor ke China, Jepang, dan Thailand jadi belum ada eksposure apapun bagi perusahaan. Kami melakukan ekspor ke Malaysia, namun kontribusi ekspor belum signifikan,"ujar Leonard saat dihubungi Kontan, Rabu (8/9).
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) yakin bisa catatkan kinerja apik hingga akhir tahun 2021 Berdasarkan catatan Kontan.co.id, SIDO mampu mencetak kinerja penjualan ekspor produk yang positif di semester I 2021. Penjualan ekspor SIDO terus tumbuh mencapai 94% secara tahunan sampai akhir semester pertama silam. Hingga semester I-2021 SIDO berhasil meraup penjualan sebesar Rp 1,65 triliun. Jumlah itu meningkat 13,79% dibandingkan semester I-2020 senilai Rp 1,45 triliun. Tumbuhnya penjualan, berhasil meningkatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 21,31% dari sebelumnya Rp 413,79 miliar menjadi Rp 502 miliar.
Leonard mengatakan bahan baku yang diambil Perseroan tidak banyak berasal dari luar negeri dan mayoritas masih berasal dari domestik. Ia mengatakan, ada yang berasal dari luar negeri namun tidak banyak. Adapun harga bahan baku yang SIDO beli saat ini masih stabil sehingga nilai lindung bahan baku farmasi terjaga. "Bahan baku yang digunakan SIDO hampir semuanya berasal dari domestik, karena tumbuhan herbal di Indonesia sangat banyak baik kuantitas dan jenisnya, sehingga bukan merupakan suatu masalah dalam mencari sumber bahan baku bagi SIDO," tutup Leonard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .