KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi, PT Total Bangun Persada Tbk (
TOTL) mengungkap, tren kenaikan harga minyak mentah dunia ditambah dengan pelemahan nilai rupiah yang terjadi tidak berdampak secara langsung terhadap kinerja operasional perseroan.
Meski begitu, sejumlah langkah mitigasi tetap dijalankan TOTL untuk menjaga arus kas perusahaan agar tetap berada di level positif.
Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Anggie S. Sidharta mengatakan, untuk menjaga keberlanjutan bisnis di sisa tahun ini TOTL akan tetap
prudent dalam menjaga kas tetap positif.
Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) Kantongi Kontrak Baru Rp 2,27 Triliun Hingga Oktober 2023 “Serta melakukan optimalisasi dan efisiensi pada kinerja dan biaya operasi Perusahaan,” ungkap Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Anggie S. Sidharta, kepada
Kontan.co.id, Kamis (19/10).
Dengan terjadinya dua fenomena tersebut, TOTL akan melakukan kajian kembali terkait apakah perusahaan perlu melakukan penyesuaian nilai proyek atau eskalasi terhadap proyek-proyek yang akan didapat ke depan.
Maklumlah, kondisi ini dinilai dapat berdampak terhadap kenaikan beban yang harus ditanggung perseroan.
“Untuk proyek yang sedang berjalan dapat dikatakan relatif aman. Akan tetapi untuk proyek-proyek yang akan didapat ke depannya akan dilihat kembali apakah perlu dilakukan penyesuaian harga terhadap kenaikan material tersebut,” jelasnya.
Sebagai informasi, Total Bangun Persada membukukan kenaikan pendapatan usaha 9,01%
year on year (YoY) menjadi Rp 1,21 triliun per semester I-2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas TOTL juga melesat 52,71% YoY menjadi Rp 67,62 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .