KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan unggas tanah air harus menghadapi sejumlah tantangan di awal tahun ini. Selain harga live bird dan DOC yang belum stabil, mereka juga harus menghadapi ancaman gempuran importasi pakan ternak dan daging ayam dari Brasil. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) mengakui pihaknya tetap optimistis bersaing di tengah gempuran ketidakstabilan industri unggas tersebut. Chief Marketing & Sales Officer Widodo Makmur Unggas, Tri Mahawijaya Herlambang mengatakan optimisme ini didasari oleh ekosistem rantai produksi secara end-to-end yang didukung juga oleh fasilitas yang dimiliki oleh holding, Widodo Makmur Perkasa Grup.
WMUU Chart by TradingView "Kami meyakini dengan menjaga atau meningkatkan harga yang kompetitif serta kualitas mutu produk yang baik kami akan dapat mempertahankan bahkan memperluas pasar perusahaan," ujarnya. Bahkan WMUU telah berencana untuk menambah kapasitas rumah potong dan produksi ayam broiler. Rinciannya, penambahan kapasitas rumah potong atau slaughterhouse naik mencapai 25.500 ekor per jam dari yang sebelumnya 13.500 ekor per jam. Kemudian, kapasitas produksi ayam broiler mencapai 6,4 juta broiler. Sejalan dengan rencana ini, Widodo Makmur Unggas juga akan memperluas kanal distribusi dengan menggaet partner strategis dan merangkul UMKM melalui program kemitraan. Upaya ini dilakukan supaya UMKM dapat mengambil peran penting sebagai saluran distirbusi dari produk-produk WMUU. Selain itu, Maha menegaskan perlu diingat bahwa pangsa pasar daging ayam bukan hanya berada di Indonesia, melainkan masih terbuka luas di seluruh dunia. "Dengan value added dan diferensiasi produk yang ditawarkan perusahaan, kami yakin dapat memperluas pangsa pasar serta jaringan kanal distribusi dari produk kami," pungkasnya. Editor: Handoyo .