Begini Target Bisnis Berlina (BRNA) di Tengah Kondisi Pasar yang Belum Pulih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang belum menunjukkan pemulihan signifikan, membuat manajemen PT Berlina Tbk (BRNA) belum menargetkan akan membukukan bottom line yang positif di tahun 2022 ini. 

"BRNA merupakan perusahaan B2B, di mana penjualannya sangat tergantung pada kecepatan konsumen untuk menyerap barang yang dijual oleh pelanggan-pelanggan dari Perseroan," ungkap Sekretaris Perusahaan Berlina Dewi Hartanti, kepada Kontan.co.id, belum lama ini. 

Meski begitu, Dewi menyebut bahwa selama kuartal pertama 2022, perseroan dapat membukukan rasio EBITDA terhadap penjualan yang meningkat signifikan dibandingkan pencapaian tahun 2021. Pada kuartal I-2022, penjualan BRNA tercatat sebesar Rp 277,08 miliar, lebih rendah 3,19% daripada penjualan per Maret 2021 yang sebesar Rp 286,21 miliar.


Baca Juga: Berlina (BRNA) Mampu Pangkas Kerugian Hingga 60,63% Selama Kuartal I 2022

Menurut Dewi, pertumbuhan penjualan biasanya memang akan terjadi di paruh kedua. Sehingga pencapaian penjualan di kuartal pertama dinilai masih sesuai dengan prediksi perusahaan.

Terkait dengan rencana program belanja modal atau capital expendure (Capex) 2021 yang implementasinya tertunda, Dewi bilang  realisasinya baru mencapai 4% dari pendanaan sendiri yang diperuntukkan bagi pendanaan pembuatan mould proyek baru. 

BRNA sendiri sebenarnya membutuhkan dukungan pendanaan dari pihak eksternal, dalam hal ini pembiayaan bank atau leasing. Namun, sejak pandemi berlangsung, lembaga jasa keuangan lebih memperketat pembatasan dalam pemberian dana kepada pihak debitur, sehingga capex baru dapat terserap 4%. 

"Fokus utama Perseroan adalah pengembangan produk-produk baru yang menyesuaikan dengan perubahan gaya hidup konsumen setelah pandemi. Untuk itu Perseroan perlu merealisasikan Capex," ungkap Dewi. 

 
BRNA Chart by TradingView

Dia menambahkan, perseroan juga sudah memetakan business pipeline tahun ini serta rencana untuk jangka menengah. Pihaknya berharap, investor baru dapat bergabung agar perusahaan dapat segera merealisasikan pertumbuhan bisnis yang dicanangkan. Sebab, lanjutnya, keberlanjutan bisnis Berlina akan sangat bergantung pada investasi-investasi baru. 

Hingga Maret lalu, Berlina tercatat mampu memangkas kerugian dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih BRNA tercatat sebesar Rp 20,70 miliar selama kuartal I-2022. Jumlah ini turun 60,63 % dibandingkan kerugian pada kuartal I-2021 yang angkanya mencapai Rp 52,58 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .