KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yakin fundamental ekonomi Indonesia lebih tinggi dari sebagian negara lainnya. Oleh sebab itu, bank bersandi saham BBNI ini yakin bisa melanjutkan pertumbuhan bisnis di tahun ini. BNI memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5% di tahun ini, ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Sedangkan, inflasi diperkirakan akan melandai ke level 3,8% didukung mulai meredanya dampak kenaikan harga BBM ke konsumen. Sementara itu, tekanan kurs rupiah juga akan semakin berkurang dengan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia.
Secara umum, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan stabilnya ekonomi domestik jadi katalis pertumbuhan bisnis yang sehat bagi industri perbankan. Ia menyebut, kredit perbankan tahun ini akan naik 7% hingga 9% secara tahunan. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) bisa tumbuh 7,2% sampai 8,5% secara tahunan.
Baca Juga: Nilai Transaksi BNI Mobile Tembus Rp 802 triliun di Akhir 2022, Tumbuh 30,4% “Kinerja BNI pada 2022, telah menunjukkan tren impresif dan kami melihat banyak peluang yg bisa kami tangkap untuk melanjutkan tren yang positif ini. Target pertumbuhan kredit BNI di 2023 sebesar 7% hingga 9%,” ujarnya secara virtual, Selasa (24/1). Ia menyatakan, proyeksi kredit ini mempertimbangkan PDB yang moderat. Guna mencapai target itu, BNI akan fokus pada kualitas daripada kuantitas. “Kami melihat mayoritas sektor ekonomi telah tumbuh pasca pandemi. Tahun ini kami juga fokuskan pada pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan, BNI transformasi dengan fokus membangun portofolio yang sehat pada melalui ekspansi pada debitur tiop tier masing-masing industri dan regional,” tuturnya. Fokus BNI dalam menghimpun DPK akan fokus pada dana murah alias current account and saving account (CASA). Ini akan BNI kejar lewat strategi membangun transaksi berbasis casa melalui penyediaan solusi transaksi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliabel. Sedangkan rasio pendapatan bunga bersih atau
net interest margin (NIM) akan BNI jaga di kisaran 4,7% tahun ini. Novita menyatakan salah satunya dengan menjaga kualitas aset. “Tujuannya, BNI bisa hasilkan margin yang optimal. Selain itu, biaya kredit adalah salah satu area dimana kami punya tingkat kepercayaan yang tinggi bisa melakukan perbaikan,” jelasnya. Ia mengklaim strategi yang konservatif pada dua tahun ini membuat biaya kredit membaik. Oleh sebab itu, BNI memproyeksikan
cost of credit (COC) BNI akan turun di bawah 1,5% di 2023. Hal ini karena perbaikan
non performing loan (NPL) dari 3% menjadi sekitar 2,5% pada tahun ini. "Indikator ini memberikan gambaran optimistis kami untuk mencetak profitabilitas yang sehat dan sustain sehingga beri nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemangku kebijakan utamanya pemegang saham,” tuturnya.
Baca Juga: BNI Salurkan Kredit Berkelanjutan (ESG) Rp 182,9 Triliun hingga Akhir 2022 Seiring dengan itu, BNI menyatakan akan memberikan value yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama para pemegang saham. Meskipun kondisi perekonomian global masih penuh tantangan, BNI yakin kondisi Indonesia jauh lebih baik dibanding negara-negara lain. “Kami melihat banyak peluang di tahun 2023 yang dapat kami tangkap. Untuk itu, upaya transformasi perusahaan di tahun ini akan fokus di beberapa area seperti pengembangan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah,” kata Direktur Corporate & International Banking Silvano Rumantir. Ia menyatakan terdapat tujuh kebijakan strategis yang akan menjadi fokus pada 2023.
Pertama, BNI mengembangkan solusi transaksi & ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah.
Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, customer experience, dan perluasan partnership.
Ketiga, BNI fokus pada peningkatan CASA dan fee based income yang sustain. Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas,
value chain, dan
cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.
Kelima, perseroan melanjutkan Transformasi Human Capital, Culture, dan Operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis.
Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global.
Ketujuh, BNI juga mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi anak usaha. “Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, kami percaya dan optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2023 ini,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi