KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (
ISSP) mengaku optimistis dengan target penjualan di tahun 2024. Sekretaris Perusahaan Steel Pipe Industry of Indonesia Johannes W. Edward mengatakan, target konservatif pertumbuhan penjualan di tahun 2024 adalah sebesar 10% dari raihan di tahun lalu. “Untuk ekspor, ISSP menargetkan penjualan ke beberapa negara di Asia,” ujar dia dalam paparan publik, Senin (26/8).
Johannes mengakui, penjualan baja di semester I 2024 memang belum mencapai target. Tetapi hal ini dipengaruhi oleh pelemahan permintaan di kuartal I akibat banyak peristiwa politik dan banyak libur. “Sampai saat ini kami masih memegang target 10%-20% di tahun ini. Kami akan lihat apakah di kuartal III bisa cukup kuat (penjualannya),” paparnya.
Baca Juga: Kinerja Emiten Baja Masih Tertekan, Simak Rekomendasi Sahamnya Di sisi lain, ISSP masih gencar melakukan pendekatan kepada
end user, karena banyak yang belum paham mengenai produk pipa atau baja pada umumnya. “Masih banyak pihak yang dikelabui oleh pelaku yang curang dengan menggunakan dalih toleransi, padahal toleransi dalam produk baja terutama yang SNI itu sangat kecil. Jadi, jangan mau dibohongi,” katanya. Wakil Direktur Utama ISSP Tedja Sukmana Hudianto mengatakan, ISSP juga menyuplai cukup banyak untuk proyek pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. “Kami banyak suplai ke IKN, misalnya untuk pembangunan airport VVIP, masjid, gedung Bank Indonesia (BI), rusun ASN, jalan tol, hingga SPAM,” katanya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Steel Pipe Industry (ISSP) Terus Memacu Penjualan Baja Di tahun 2024, ISSP berencana untuk merilis produk
carbon steel pipe dengan diameter yang lebih besar. Secara konservatif, ISSP juga menargetkan
gross profit margin (GPM) naik 17% dan
net profit margin (NPM) naik 8% di tahun 2024. “Kami menargetkan penjualan bisa mencapai 500.000 ton di tahun 2025,” papar Corporate Secretary Associate ISSP, Felicia Priska Handoko dalam kesempatan yang sama. Sepanjang semester I 2024, emiten manufaktur khusus produksi pipa dan pelat ini membukukan pendapatan sebesar Rp2,79 triliun. Adapun, pendapatan ini mengalami penurunan 9,7% jika dibandingkan pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 3,09 triliun. Meski pendapatan turun, ISSP berhasil meningkatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 3,13% yoy ke Rp 209,58 miliar, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 203,21 miliar.
Baca Juga: Steel Pipe Industry (ISSP) Raup Laba Rp209,58 Miliar di Semester I 2, Ini Penyebabnya ISSP berhasil membukukan arus kas dari operasi sekitar Rp 805 miliar di semester I. Kinerja yang baik ini juga membuat
leverage ratio DER turun menjadi 0,6 kali dan
current ratio meningkat menjadi 2,21 kali dengan telah selesainya penerbitan obligasi terkait keberlanjutan pada awal Juli 2024. Sementara itu, hasil investasi yang baru-baru ini dilakukan oleh perseroan, seperti penambahan unit mesin pipa
stainless steel sampai dengan 8 inci telah membuahkan hasil. Penjualan produk pipa
stainless steel pada semester I meningkat 45% YoY.
Terkini, ISSP juga telah menambah kemampuan jasa potong plat, yang dapat melayani pemotongan plat
stainless steel hingga 12 mm. Gudang di lokasi unit 7 juga akan segera beroperasi, untuk menunjang logistik distribusi produk, terutama untuk wilayah barat, mengingat lokasinya yang dekat dengan Jalur Pantura. ”ISSP akan terus berinovasi mengembangkan varian produk untuk mendukung kinerja,” kata Felicia. ISSP juga akan terus melanjutkan strategi pengembangan yang telah diumumkan, disertai dengan peningkatan fokus terhadap aspek keberlanjutan (
sustainability) sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip-prinsip ESG di perusahaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati