KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah rencana ekspansi telah disiapkan Grup Merdeka guna menjadi panduan produksi tahun 2025 untuk PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Ekspansi tersebut untuk bisnis komoditas emas, tembaga dan nikel bisa terus berlanjut. Pada komoditas emas, sepanjang tahun 2025, MDKA membidik target produksi 100.000 - 110.000 ons troi. Jumlah ini menurun 5,06% - 13,69% dibandingkan realisasi produksi pada tahun lalu. Sebagai pembanding, MDKA memproduksi 115.867 ons troi emas pada 2024. Total biaya tunai (cash cost) MDKA di tahun lalu sebesar US$ 1.017 per ons troi, dengan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) senilai US$ 2.371 per ons troi.
Kinerja MBMA
Beralih ke komoditas nikel, MBMA mencetak kinerja operasional yang kuat, dengan dorongan utama dari tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Pada kuartal IV-2024, tambang SCM mencetak rekor produksi sebesar 3,4 juta wet metric ton (wmt) limonit dan 3 juta wmt saprolit. Presiden Direktur Merdeka Battery Materials Teddy Oetomo mengungkapkan pada 2024 tambang SCM meningkatkan dan memperluas operasi penambangan serta infrastrukturnya. Langkah ini menghasilkan peningkatan produksi bijih secara signifikan dan penurunan biaya penambangan. Tambang SCM pun mengerek produksi bijih lebih dari dua kali lipat dengan produksi saprolit sebesar 4,9 juta wmt sepanjang 2024. Sedangkan produksi limonit mencapai 10,1 juta wmt. Baca Juga: Harga Emas Melambung, Bagaimana Rekomendasi Saham Emiten Emas Berikut Selain itu, pada tahun lalu MBMA memproduksi 82.161 ton nikel dalam Nickel Pig Iron (NPI). MBMA juga menghasilkan 50.315 ton high-grade nickel matte (HGNM). Produksi NPI dan HGNM masing-masing naik sekitar 26% dan 66% dibandingkan 2023. Dari sisi proyek ekspansi, MBMA juga sudah menjalankan commissioning di Pabrik AIM (Acid, Iron, Metal). Pabrik pirit (Pyrite Plant) telah beroperasi penuh, dan pabrik asam (Acid Plant) telah beroperasi sejak April 2024. Pada Desember 2024, PT ESG New Energy Material (PT ESG) memproduksi mixed hydroxide precipitate (MHP) perdananya. Produksi MHP merupakan bagian penting dalam strategi MBMA memproduksi bahan baterai hilir. "Memasuki 2025, MBMA dalam posisi pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh peningkatan produksi bijih nikel, peningkatan produksi pemurnian nikel, dan beroperasinya fasilitas HPAL (High Pressure Acid Leach)," terang Teddy. Pada tahun ini, MBMA menargetkan pengiriman 6 juta hingga 7 juta wmt bijih saprolit dan penjualan 12,5 juta hingga 15 juta wmt bijih limonit. Produksi NPI diproyeksikan sebesar 80.000 hingga 87.000 ton. MBMA menargetkan, produksi HGNM antara 50.000 dan 55.000 ton. Sementara produksi MHP diperkirakan berkisar antara 25.000 dan 30.000 ton pada 2025. Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Albert Saputro mengatakan bahwa operasional emas, tembaga dan nikel Grup Merdeka sesuai dengan panduan produksi pada tahun 2024. Capain itu menghasilkan pendapatan sebelum diaudit (unaudited) sebesar US$ 2,2 miliar. Hasil tersebut mencerminkan kenaikan sekitar 31% secara tahunan. Pada tahun 2025, emiten tambang mineral yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan Garibaldi Thohir ini pun akan melanjutkan proyek-proyek ekspansinya. Bersamaan dengan ekspansi MBMA dalam hilirisasi nikel, MDKA menggelar ekspansi dari sisi pertambangan emas dan tembaga. Proyek MDKA yang signifikan adalah tambang Emas Pani dan tambang tembaga Tujuh Bukit. Progres Proyek Emas Pani mencapai 33% hingga akhir tahun lalu. Proyek ini dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2025, dengan produksi emas pertama diperkirakan pada awal tahun 2026.MDKA Chart by TradingView