KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pinjaman serta jumlah pengguna yang meningkat di sektor
fintech P2P
lending membuat perusahaan memperketat keamanan pengguna. PT Akaeleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) misalnya. Guna meminimalisir peretasan data, perusahaan mengimplementasikan sistem keamanan informasi sesuai dengan ISO 27001 dan regulasi yang ditetapkan pemerintah.
Chief Technology Officer (CTO) &
Co-Founder Akseleran Rassel Pratomo menyebutkan, sampai saat ini pihaknya telah menerapkan mekanisme DC-DRC guna menjaga ketersediaan layanan sistem. Disamping itu, pihaknya turut menerapkan penggunaan enkripsi untuk pengaksesan data-data sensitif.
Baca Juga: Pandemi corona membuat pinjaman fintech melambat “Memang ancaman peretasan data juga meningkat, karena perkembangan layanan dan meningkatnya pengguna
fintech. Salah satu langkah yang telah kami ambil, Akseleran telah mengimplementasikan infastruktur keamanan seperti
L3 firewall,
web firewall, DDos hingga
blackhole. Langkah ini kami ambil guna memastikan penerapan sistem keamanan informasi sesuai denganr standar dan regulasi yang ada,” ujarnya kepada Kontan (20/7). Tak sampai di situ, Rassel bilang upaya lain yang dilakukan pihaknya turut melakukan pemantauan kinerja secara berkala, serta meningkatkan sekaligus memperbaharui sistem keamanan mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Ia menilai, hal ini bertujuan guna menjaga data nasabah sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan. “Dalam realisasinya Akseleran tentu menggandeng beberapa instansi, dalam hal pelayanan
data center, Akseleran menggandeng Indonesian Cloud dan Alibaba Cloud. Terlebih, perusahaan juga menjalin kerja sama dengan Cloudflare dalam penanganan
security, sehingga keamanan pengguna sulit untuk diretas,” pungkasnya. Sementara
SVP Head of Corporate Affairs PT Digital Alpha Indonesia (UangTeman) Roberto Sumabrata menegaskan, adapun upaya perusahaan untuk melindungi data pihaknya gencar berkolaborasi dengan instansi lain. Ambil contoh, dalam penerapan E-KYC, pihaknya telah menggandeng Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI). Tak hanya itu, dalam melakukan
credit scoring perusahaan turut menggandeng Pefindo Biro Kredit. “Saat ini kami juga tengah mendorong pemerintah untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi menjadi UU dalam waktu dekat ini. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir oknum yang melanggar keamanan data pengguna,” kata dia.
Baca Juga: Pengguna kartu kredit digital melonjak, ini yang dilakukan Kredivo Sementara PT Mitrausaha Indonesia Grup alias Modalku menghimbau pengguna untuk secara rutin mengganti kata sandi dengan kombinasi angka.
Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya bilang, hal ini merupakan salah satu langkah untuk menghindari penyalahgunaan akun oleh oknum yang tak bertanggung jawab. “Modalku secara rutin menyarankan kepada pengguna untuk mengganti kata sandi yang di kombinasikan dengan angka dan huruf besar secara rutin. Meski Modalku telah mengantongi sertifikasi ISO 28001-2013, upaya dari masyarakat juga dibutuhkan dalam menjaga keamanan data pengguna,” terangnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi