Begini upaya Japfa dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di masa pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut Hari Pangan Sedunia pada tanggal 16 Oktober, PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (JAPFA) terus memberikan komitmennya dalam menyediakan bahan makanan protein hewani untuk mendukung pemenuhan gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Sebagai perusahaan agribisnis berstandar internasional, JAPFA pun berupaya memperkuat strategi ketahanan pangan nasional terutama pada masa pandemi COVID-19.

Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA menegaskan, “JAPFA mendukung sepenuhnya program penguatan ketahanan pangan nasional melalui upaya konsisten dalam menjamin penyediaan protein hewani berkualitas dengan harga terjangkau untuk memenuhi gizi masyarakat, terutama pada masa pandemi ini.” 

Upaya yang dilakukan perusahaan, menurut Rachmat antara lain menjamin keamanan dan kualitas daging ternak mulai dari penyembelihan dengan menerapkan metode ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal). Sedangkan untuk produk perikanan, budidaya dilakukan secara berkelanjutan dengan pakan apung berkualitas tinggi, juga pada saat panen diangkut dalam kondisi hidup sebelum dilakukan proses pengolahan. 


“Kami memperoleh bahan dari sumber yang terjamin kualitasnya, baik untuk produk perikanan, daging ayam, maupun daging sapi. Untuk pasokan daging ayam dan sapi kami juga memperolehnya dari jaringan peternak terintegrasi yang telah menjadi mitra perusahaan kami,” ujar Rachmat dalam siaran persnya.

Dalam upaya menjaga kesegaran bahan baku daging dan ikan, JAPFA menggunakan teknologi cold storage, serta mengaplikasikannya sesuai standar keamanan pangan domestik dan global. Proses penting ini dijalankan dengan disiplin dan pengawasan yang ketat untuk memastikan kandungan protein daging dapat terjaga saat sampai di tangan konsumen. 

Baca Juga: Efek bisnis baru Japfa Comfeed (JPFA) dinilai positif, ini saran Ciptadana

JAPFA pun konsisten menyediakan beragam produk kaya akan protein hewani dengan harga terjangkau. Produk yang disediakan mulai dari produk protein hewani yang belum diolah sampai dengan makanan olahan. Bentuk produk yang dihasilkan, antara lain daging ayam, daging sapi, udang, eel (sidat), dan ikan tilapia (nila). Adapun hasil olahannya, antara lain chicken nugget, sosis, pempek, dan otak-otak.

Terkait kebutuhan protein hewani masyarakat, tingkat konsumsi protein di Indonesia masih tergolong rendah. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyebutkan, tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia pada 2017 rata-rata 1,8 kg untuk daging sapi dan 7 kg daging ayam. Angka tersebut masih jauh di bawah rata-rata tingkat konsumsi dunia yang mencapai 6,4 kg daging sapi dan 14 kg daging ayam (OECD, 2018). Sementara itu, tingkat konsumsi ikan di Indonesia adalah 50,49 kg dari target 54 kg per kapita pada 2019 (Kementerian Kelautan dan Perikanan, Desember 2019).

Oleh karenanya, melihat situasi saat ini terutama di masa pandemi, JAPFA berupaya mendorong konsumsi protein masyarakat dengan meningkatkan layanan penjualan produk melalui kerja sama dengan sejumlah e-commerce, antara lain Shopee, Tokopedia, dan Blibli. “Perluasan layanan penjualan online ini merupakan wujud kepedulian dan komitmen kami dalam mendukung program peningkatan ketahanan pangan nasional melalui penyediaan kebutuhan sumber protein hewani yang cukup dan terjamin kualitasnya bagi masyarakat,” tegas Rachmat. 

JAPFA berharap upaya ini dapat memacu kontribusi dalam mengangkat peringkat ketahanan pangan Indonesia ke tingkat yang lebih baik melalui penyediaan produk protein hewani yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat.

Selanjutnya: Anak usaha Japfa (JPFA) menyetor Rp 9,8 miliar pada perusahaan patungan indukan udang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .