Begini Upaya Perbankan Syariah Perluas Inklusi Keuangan Syariah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan regulator terus mendorong Ekosistem keuangan syariah di Indonesia melalui inklusi keuangan syariah untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi syariah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan keuangan syariah Indonesia posisi Juni 2023 sebesar 13,37% YoY dengan market share sebesar 10,94% terhadap total keuangan nasional.

Sementara untuk pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia sebesar 7,31% dari total industri perbankan nasional per Juni 2023. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh 13 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 171 BPRS.


Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menyampaikan perkembangan yang positif ini menunjukkan bahwa sektor keuangan syariah memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Baca Juga: Ini Strategi Bank KB Bukopin (BBKP) untuk Memperbaiki Kinerja

Di sisi lain Bank-bank syariah di Indonesia juga terus melakukan berbagai upaya untuk memperluas ekosistem keuangan syariah, bahkan berupaya untuk masuk kancah global, seperti PT Bank Syariah Indonesia (BSI) yang berambisi masuk menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia pada tahun 2025.

BSI kini menempati urutan ketujuh dalam daftar aset perbankan terbesar di Indonesia dengan aset Rp 240 triliun dan pangsa pasar 2,6%.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan untuk mencapai ambisi global tersebut, pihaknya akan terus berekspansi ke luar negeri dan menyasar negara-negara potensial, seperti di wilayah Timur Tengah. 

"BSI mau jadi bank syariah global. Kami sudah buka di Dubai yang jadi hub internatinal islamic finance. Di Dubai kami lihat potensinya yang pertama," kata Hery belum lama ini.

Setelah Dubai, BSI akan berekspansi ke Saudi Arabia dengan menargetkan pembukaan kantor cabang di 3 kota, yakni Jeddah, Mekah dan Madinah. Hal ini mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yang bepergian untuk beribadah haji dan wisata religi saban tahun.

Maklum saja, BSI telah menjadi bank syariah terbesar pertama di Indonesia, hal ini juga yang membuat BSI berambisi untuk masuk kancah dunia.

Di dalam negeri, BSI memiliki cara untuk memperkuat dan memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah khususnya perbankan syariah, yakni dengan program School Visit to BSI. Program lainnya adalah Program Digitalisasi Tabungan Anak yang mana program ini membiasakan budaya menabung sejak dini melalui kegiatan edukasi dan percepatan akses membuka rekening bagi anak-anak.

Di sisi lain, PT Bank BCA Syariah fokus untuk memperluas jangkauannya di dalam negeri, mengingat pasar dalam negeri sendiri masih punya potensi yang besar.

Baca Juga: KakaoBank Masuk ke Superbank, Bank Digital Harus Terus Optimalkan Ekosistem Mereka

"Strategi kami untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah, yakni melalui edukasi produk dan layanan perbankan syariah serta pengembangan teknologi yang dilakukan secara selaras dan berkesinambungan," kata Direktur BCA Syariah Pranata kepada Kontan, Sabtu (14/10).

Pranata merinci BCA Syariah telah melakukan penyempurnaan fasilitas terus dilakukan di antaranya pembaharuan (revamp) pada tampilan BCA Syariah Mobile pada tahun lalu, penambahan fitur pembayaran QRIS, dan tarik tunai cardless agar nasabah tidak perlu lagi membawa kartu ATM saat melakukan tarik tunai di ATM BCA. 

Baru-baru ini tepatnya pada bulan Juni 2023 lalu, BCA Syariah telah memperluas akses ke produk tabungan dengan meluncurkan pembukaan rekening online di BCA Syariah Mobile. Dengan fitur tersebut, masyarakat dapat melakukan pembukaan rekening melalui ponsel tanpa harus ke cabang.

"Pembukaan rekening online BCA Syariah mendapatkan respons yang positif dari masyarakat. Kurang lebih dua bulan sejak diluncurkan, pembukaan rekening online BCA Syariah meraih 233 ribu pembukaan rekening baru di Agustus 2023," kata Pranata.

Editor: Tendi Mahadi