KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani atau PNM terus mendorong pemberdayaan dan pendampingan UMKM agar naik kelas melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Kepala divisi pengembangan kapasitas usaha PNM Dicky Fajrian mengatakan, setidaknya ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan program pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh PNM, yang juga merupakan peran dan dukungan PNM yang dilakukan kepada para nasabah. Misalnya, setiap pekan PNM bertemu dengan para nasabah untuk memberikan edukasi terkait literasi keuangan, literasi pengembangan usaha, literasi digital, hingga terkait izin usaha.
"Peran dan dukungan PNM yang dilakukan kepada nasabah melalui edukasi literasi keuangan, seperti memberikan pelatihan tentang bagaimana nasabah bisa mengelola pendapatannya dalam bentuk tabungan," kata Dicky saat Media Gathering di Bali, Jumat (14/10).
Baca Juga: Pembiayaan Alat Berat Masih Diyakini Prospektif pada Tahun Depan Sementara edukasi terkait literasi pengembangan usaha, pihaknya memberikan pelatihan bagi pengusaha toko klontong, sehingga nasabah bisa menjalankan lebih dari satu usaha guna mendukung pendapatan. Ketiga, yaitu terkait literasi digital. PNM mendorong literasi digital guna mendukung UMKM semakin melek teknologi dalam menjalankan usahanya. "Jadi kami mengajarkan bagaimana cara memasarkan menggunakan media sosial, cara menggunakan
e-commerce agar usahanya bisa diperluas, jadi tidak hanya sektor lokal saja, bisa keluar Bali bahkan bisa sampai go Internasional misalnya," ungkap Dicky. Terbukti, sudah banyak nasabah yang berhasil naik kelas berkat program tersebut. Salah satunya I Gede Rediawan, seorang perajin limbah pecahan kaca asal Ubud, Gianyar Bali tersebut berhasil mengekspor produk kaca tiupnya hingga ke Malaysia, Jepang Australia, dan Eropa. Bahkan, omset penjualannya bisa mencapai Rp300 juta per bulan berkat dukungan yang diberikan oleh PNM selama 15 tahun terakhir. Rediawan mengakui, perjalanan dalam membangun bisnisnya tidaklah mudah. Saat awal membangun usahanya, ia mengaku tidak berjalan mulus. Selain belum memiliki langganan, usahanya belum banyak diketahui oleh masyarakat seperti para pengusaha lainnya. Belum lagi kendala pendanaan yang kerap dihadapi.
Baca Juga: BRI Finance Tebar Promo Bunga 0% di Bulan Inklusi Keuangan 2022 Suatu ketika, Rediawan pun mendapatkan pendanaan dari PNM dengan modal awal yang diterimanya sekitar Rp 50 juta. Dari modal awal itu, ia berhasil membangun sebuah gubukan kecil sebagai pabrik sekaligus tempat peristirahatannya, dengan mempekerjakan sekitar 5 orang karyawan dalam mengembangkan bisnisnya. Saat ini produknya pun berhasil
go international, ia berhasil mengekspor produk kaca tiupnya hingga ke Malaysia, Jepang, Australia hingga Eropa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi