KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mendorong penguatan transaksi dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) dalam perdagangan dan investasi untuk mengurangi ketergantungan dengan dolar Amerika Serikat (AS). Hingga kini pun, BI sudah menjalin kerja sama LCS dengan negara Jepang, Malaysia, Thailand, dan baru dalam pekan ini mengimplementasikan kerja sama LCS dengan China. Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengatakan, secara umum perkembangan transaksi LCS berbuah manis, terutama dengan Malaysia dan Jepang.
“Secara umum, transaksi kerangka kesepakatan dengan Malaysia dan Jepang menunjukkan perkembangan yang positif. Kalau Malaysia sejak 2018 dan Jepang meski baru tahun 2020, tetapi banyak peminatnya,” ujar Donny kepada Kontan.co.id, Senin (6/9). Dia kemudian memerinci, untuk LCS dengan Malaysia, dari awal tahun 2021 hingga akhir Juli 2021 tercatat ekuivalen US$ 47,3 juta. Jumlah ini terus meningkat per tahunnya. Buktinya, data BI menunjukkan rata-rata transaksi LCS dengan Malaysia ekuivalen US$ 22,5 juta per bulan pada tahun 2018. Baca Juga: Ini manfaat implementasi LCS China-Indonesia bagi Bank BNI Pada tahun 2019, transaksinya meningkat menjadi ekuivalen US$ 49,6 juta per bulan, dan kembali meningkat menjadi ekuivalen US$ 50,3 juta pada tahun 2020. Sementara dengan Jepang, perkembangan transaksi LCS dari awal tahun hingga akhir Juli 2021 tercatat ekuivalen US$ 101,8 juta, nilai ini melesat dari akhir Juni 2021 yang ekuivalen US$ 87,1 juta.