KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, ada 23 calon emiten dalam pipeline pencatatan saham per 2 September 2022. Perkiraan total nilai emisi penawaran umum saham perdana alias
initial public offering (IPO) dari 23 perusahaan tersebut mencapai Rp 9,5 triliun. "Beberapa diantaranya menargetkan nilai emisi lebih dari Rp 1 triliun," kata Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menjawab pertanyaan Kontan.co.id pada Jumat (2/9). Daftar calon emiten tersebut didominasi oleh perusahaan dengan aset skala besar, yang mencapai 14 perusahaan. Disusul lima perusahaan aset skala menengah dan empat perusahaan aset skala kecil.
Berdasarkan POJK 53/POJK.04/2017 tanggal 19 Juli 2017, perusahaan dengan skala kecil adalah yang memiliki aset tidak lebih dari Rp 50 miliar, sedangkan perusahaan skala menengah memiliki aset lebih dari Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar, dan perusahaan aset skala besar memiliki aset di atas Rp 250 miliar. Nyoman menyampaikan, perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan perusahaan yang masih dalam tahap evaluasi di BEI. Perusahaan-perusahaan tersebut juga belum mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Black Diamond Resources Pasang Harga IPO Rp 100 per Saham "Hingga saat ini, BEI belum dapat menyampaikan informasi terkait pipeline perusahaan tercatat saham sebelum ada izin publikasi dari OJK," ucap Nyoman. Sebagai gambaran, dari segi sektoral, daftar calon emiten ini terdiri dari empat perusahaan sektor barang konsumen non-primer, empat perusahaan sektor teknologi, dan tiga perusahaan sektor kesehatan. Lalu, masing-masing dua perusahaan berasal dari sektor perindustrian, energi, keuangan, dan transportasi & logistik. Kemudian, masing-masing satu perusahaan tergolong dalam sektor barang baku, barang konsumen primer, properti & real estat, serta infrastruktur. Tak berhenti sampai di situ, Nyoman meyakini, jumlah perusahaan di pipeline pencatatan saham potensial bertambah lagi. "Kondisi pasar modal yang kondusif, dukungan maupun supervisi dari OJK dan SRO, serta kepercayaan dari pemangku kepentingan pasar modal dapat memberikan iklim positif bagi pasar modal Indonesia di masa mendatang," ungkap Nyoman.
Baca Juga: Siap Rilis Obligasi Rp 950 Miliar, SRAJ Terus Menambah Jaringan Mayapada Hospital Sebagai informasi, sejak awal tahun sampai dengan 31 Agustus 2022, BEI telah mencatatkan 43 emiten baru dengan total nilai emisi Rp 21,6 triliun. Realisasi jumlah emiten mengalami peningkatan 15 perusahaan atau 53,5% secara tahunan. Mengingat, pada periode sama tahun 2021, hanya ada 28 perusahaan yang baru tercatat. Selain itu, per 2 September 2022, jumlah pencatatan obligasi dan sukuk mencapai 97 emisi dari 66 penerbit dengan total dana dihimpun Rp 121 triliun. Pada saat yang sama, masih ada 13 emisi dari sembilan penerbit yang terdapat dalam pipeline dan berencana untuk mencatatkan obligasi dan sukuk pada tahun 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari