BEI akan delisting saham Sekawan Intipratama (SIAP) pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal menghapus pencatatan efek PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) dari perdagangan mulai Senin depan, (17/6). Dalam pengumuman yang dirilis BEI, penghapusan itu lantaran SIAP dinilai mengalami kondisi yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha.

Bila mengacu pada pengumuman BEI, otoritas terkait masih memberikan kesempatan bagi para investor untuk melakukan transaksi perdagangan khusus di pasar negosiasi selama 5 hari bursa. Itu berarti para investor memiliki waktu dari 10 hingga 14 Juni 2019 untuk mengambil keputusan terkait nasib sahamnya sebelum resmi di-delisting oleh bursa.

Berdasarkan data RTI, pada hari ini terjadi beberapa kali transaksi saham SIAP di pasar negosiasi. Tercatat, sebanyak 44,07 juta saham SIAP ditransaksikan dengan frekuensi penawaran sebanyak 18 kali. Nilai transaksi tersebut sebesar Rp 52,57 juta dengan nilai saham sebesar Rp 1 per saham. Padahal ketika perdagangan ditutup, harga saham SIAP terpantau berada di level 83.


Direktur Utama Sekawan Intipratama Christian Victor Ponto belum mau berkomentar banyak mengenai apa yang akan dilakukan oleh perusahaan tambang itu. “Kita justru sedang akan menyiapkan rencana untuk mempertanyakan duduk perkara mengapa saham kami di-delisting,” kata Chris kepada Kontan.co.id, Kamis,(13/6).

Sebagai direktur, Chris juga belum mengerti persis apa sebab saham perusahaanya dihapus dari catatan bursa. Chris merasa selama ini SIAP masih terus mengikuti aturan main yang diberikan oleh bursa.

"Kalau kami disebut tidak going concern sesuai dengan keinginan bursa, dimana letak ketidaksesuaiannya,” protes Chris. Selain berkomunikasi dengan BEI, pihaknya juga disebut akan menjalin komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ketika ditanya mengenai bagaimana dengan nasib para investor pemegang saham SIAP, Chris juga belum bisa mengatakan apa-apa. "Masih harus kita rundingkan serta sepakati dengan semua shareholders," jelas Chris singkat.

Head of Research MNC Sekuritas Thendra mengatakan, kemungkinan yang bisa dilakukan oleh para investor adalah dengan memanfaatkan masa transaksi yang disediakan BEI di pasar modal. Meski begitu ia tak memungkiri, biasanya akan sulit menjual saham perusahaan yang akan delisting. Thendra juga mengatakan kemungkinan SIAP untuk melakukan buyback saham kecil. 

“Ini bukan karena mau go private, tapi karena backrupt,” tandas Thendra.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas berpendapat bahwa kedepan ada baiknya bila BEI memiliki aturan yang tegas terkait dengan kewajiban tender offer kepada perusahaan-perusahaan yang akan delisiting.

Di luar itu, Sukarno mengingatkan pentingnya mengenali saham yang akan dibeli. "Mulai dari fundamental, kinerja hingga likuiditasnya," kata Sukarno, Kamis (13/6). 

Thendra mengatakan bahwa ke depan investor harus melihat tata kelola perusahaan terkait. "Jangan hanya membeli karena rumor atau tergiur penawaran return tanpa analisis yang tepat," jelasnya.

Sebagai informasi, beberapa indikator fundamental SIAP sepanjang 2018 lalu tidak terlalu mentereng. Berdasarkan data RTI, per 31 Desember 2018 lalu perusahaan merugi hingga Rp 11,54 miliar. Sedangkan pendapatan perusahaan tercatat hanya sebesar Rp 1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli