KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengembangkan perdagangan karbon (carbon trading atau bursa karbon) di 2023 sebagai bentuk pendalaman pasar. Pengembangan bursa karbon ini juga sesuai dengan amanat dari Undang-Undangan Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK). Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, saat ini BEI tengah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu)untuk membahas timeline, model bisnis, teknologi dan perpajakan dalam skema bursa karbon. “Selain itu BEI juga berkoordinasi dengan para pelaku seperti Indonesia Carbon Trading Association, juga dengan bursa di luar negeri,” imbuh Jeffrey kepada Kontan.co.id, Rabu (25/1).
BEI akan Kembangkan Bursa Karbon, Begini Progresnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengembangkan perdagangan karbon (carbon trading atau bursa karbon) di 2023 sebagai bentuk pendalaman pasar. Pengembangan bursa karbon ini juga sesuai dengan amanat dari Undang-Undangan Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK). Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, saat ini BEI tengah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu)untuk membahas timeline, model bisnis, teknologi dan perpajakan dalam skema bursa karbon. “Selain itu BEI juga berkoordinasi dengan para pelaku seperti Indonesia Carbon Trading Association, juga dengan bursa di luar negeri,” imbuh Jeffrey kepada Kontan.co.id, Rabu (25/1).