BEI akan memanggil manajemen Garuda Indonesia (GIAA) pekan depan



KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana akan bertemu dengan pihak manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengatakan, pertemuan tersebut nantinya akan membahas mengenai polemik yang belakangan terjadi mengenai laporan keuangan GIAA.

Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) GIAA, Rabu (24/4) lalu, dua komisaris perusahaan pelat merah itu yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, menolak menandatangani laporan keuangan perusahaan tahun 2018. Laporan keuangan tahun 2018 lalu itu disebut-sebut janggal.

Nyoman mengatakan pihaknya akan bertemu dengan perwakilan manajemen Garuda serta akuntan publik untuk membicarakan ihwal pencatatan laporan keuangan tahun 2018 tersebut. Nyoman membeberkan, pertemuan tersebut direncanakan akan diselenggarakan pada hari Selasa (30/4) pekan depan.


"BEI belum akan mengambil keputusan apapun sampai pertemuan terjadi. Akan kami lihat bagaimana nature atau peruntukkan dari pencatatan tersebut," kata Nyoman kepada Kontan.co.id dalam acara Capital Market Summit and Expo di Surabaya, Jumat (26/4).

Dalam laporan keuangan tahun 2018, GIAA mencatatkan laba US$ 809.850 atau sekitar Rp 11,33 miliar. Namun, laporan keuangan GIAA tersebut menuai polemik karena dua komisaris perusahaan GIAA disebut menolak menandatangani laporan keuangan tersebut.

Hal itu lantaran piutang GIAA dari PT Mahata Aero Teknologi dimasukkan ke dalam pos pendapatan dalam laporan keuangan tersebut. Pencatatan tersebut membuat pos pendapatan usaha lainnya penerbangan ini mencapai US$ 306,88 juta.

Kontrak kerja sama Garuda dengan Mahata mencapai US$ 239,94 juta atau sekitar Rp 2,98 triliun. Mahata saat ini baru membayar US$ 6,8 juta. Sedangkan sisa duit yang belum ditransaksikan yakni sebesar US$ 233,13 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati