JAKARTA. Walaupun sudah berencana mengganti lini bisnis utamanya, Bursa Efek Indonesia (BEI) belum akan membuka suspen perdagangan PT Sugih Energy Tbk (SUGI). Alasannya hingga saat ini kinerja perusahaan belum juga membaik. Saat ini, SUGI masih menunggu restu Baan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk menggelar rights issue dalam rangka memfokuskan bisnisnya di sektor jasa pertambangan. Eddy Sugito, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, pihaknya masih menunggu komitmen manajemen SUGI untuk mempunyai pendapatan yang stabil. "Kami harus tunggu sampai mereka masuk ke bisnis yang dinilai meyakinkan," ujarnya, Selasa (17/4). Hal itu, lanjut dia, tentu akan berdampak terhadap kinerja SUGI. Sebagai catatan saja, SuGI berupaya merubah haluan bisnisnya dari jasa perdagangan ke pertambangan. Sejak awal 2010, BEI berulang kali menghentikan perdagangan saham SUGI di pasar tunai dan reguler. Penyebabnya beragam, mulai dari belum membayar biaya pencatatan tahunan hingga tidak memiliki pendapatan usaha. Adapun sejak Mei 2010 hingga saat ini, saham SUGI belum juga diperdagangkan di pasar tunai dan reguler. Kendati demikian, otoritas BEI tidak menghentikan perdagangan saham di pasar negosiasi. Alasan Eddy adalah pihaknya tidak ingin menutup keran likuiditas saham perseroan. "Kalau ada yang mau beli silakan, yang jelas kalau pasar reguler ditutup investor tahu ada suatu yang salah," pungkas Eddy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BEI belum akan cabut suspen saham SUGI
JAKARTA. Walaupun sudah berencana mengganti lini bisnis utamanya, Bursa Efek Indonesia (BEI) belum akan membuka suspen perdagangan PT Sugih Energy Tbk (SUGI). Alasannya hingga saat ini kinerja perusahaan belum juga membaik. Saat ini, SUGI masih menunggu restu Baan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk menggelar rights issue dalam rangka memfokuskan bisnisnya di sektor jasa pertambangan. Eddy Sugito, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, pihaknya masih menunggu komitmen manajemen SUGI untuk mempunyai pendapatan yang stabil. "Kami harus tunggu sampai mereka masuk ke bisnis yang dinilai meyakinkan," ujarnya, Selasa (17/4). Hal itu, lanjut dia, tentu akan berdampak terhadap kinerja SUGI. Sebagai catatan saja, SuGI berupaya merubah haluan bisnisnya dari jasa perdagangan ke pertambangan. Sejak awal 2010, BEI berulang kali menghentikan perdagangan saham SUGI di pasar tunai dan reguler. Penyebabnya beragam, mulai dari belum membayar biaya pencatatan tahunan hingga tidak memiliki pendapatan usaha. Adapun sejak Mei 2010 hingga saat ini, saham SUGI belum juga diperdagangkan di pasar tunai dan reguler. Kendati demikian, otoritas BEI tidak menghentikan perdagangan saham di pasar negosiasi. Alasan Eddy adalah pihaknya tidak ingin menutup keran likuiditas saham perseroan. "Kalau ada yang mau beli silakan, yang jelas kalau pasar reguler ditutup investor tahu ada suatu yang salah," pungkas Eddy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News