KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menghilangkan informasi kode broker dan tipe investor (asing/domestik) di tampilan realtime running trade alias post trade masing-masing mulai 22 Juli 2021 dan Februari 2022. Meskipun begitu, kode broker dan tipe investor akan tetap disediakan pada data olahan di akhir hari perdagangan. Penghilangan informasi kode broker dan tipe investor pada post trade dilakukan untuk meningkatkan tata kelola pasar dengan mengurangi herding behavior. BEI juga merujuk pada praktik bursa-bursa lain di dunia yang secara umum tidak memberikan informasi kode broker dan tipe investor. Akan tetapi, Hasan Zein Mahmud, Direktur Utama BEI periode 1991-1996 menyampaikan keberatannya dengan rencana penghilangan informasi tersebut. Alasannya, kode broker merupakan informasi yang relevan dan sensitif bagi para trader sehingga penghilangan informasi ini akan menurunkan kualitas transparansi dan level playing field. Terlebih lagi, menurut Hasan, mayoritas investor retail adalah trader yang biasanya mengambil keputusan berdasarkan informasi di realtime running trade. "Menghapus informasi tersebut ekuivalen dengan menutup mata pemain retail saat masuk ke lapangan pertandingan. Pada saat yang sama, menyembunyikan dan melindungi para bandar," tutur Hasan melalui pesan singkat, Kamis (25/2). Baca Juga: Investor tolak rencana BEI sembunyikan kode broker, berikut alasannya Kemudian, terkait dengan pertimbangan BEI untuk mengurangi herding behavior, menurut Hasan, perilaku ikut-ikutan tersebut justru bisa dikurangi bila para buzzer, para pom-pom, dan para influencer ditampilkan di depan publik. Untuk itu, perlu dibuat aturan tata cara, kode etik, dan para pihak tersebut diminta untuk registrasi. Hasan juga menuturkan, salah kaprah paling parah di pasar modal Indonesia adalah menyamakan bandar dan market maker. "Market maker itu profesi jelas dan terang benderang. Bandar itu makhluk halus. Market maker itu terdaftar, punya aturan, diawasi, punya kode etik. Bandar adalah pencari lobang, pembuat lobang," ungkap Hasan. Ia menjelaskan, NASDAQ bertransaksi lewat para market maker. Begitu juga dengan obligasi pemerintah Amerika Serikat yang diperdagangkan lewat market maker. Semua primary dealer di pasar perdana wajib menjadi market maker di pasar sekunder sehingga harga surat utang pemerintah federal tersebut menjadi sangat likuid, harganya transparan, dan transaksinya adil. Menurut dia, di New York Stock Exchange, ada market maker yang disebut specialis. Spesialis ini menyediakan likuiditas, bertindak sebagai trader dari pilihan terakhir, dan menjaga kewajaran harga. Oleh karena itu, Hasan mengibaratkan, pembuat kebijakan perlu mengobati sumber penyakitnya jangan hanya mengobati gejala penyakit. "Tantang para bandar itu menjadi spesialis di bursa. Beri fasilitas. Itu kalau mereka berani! Di negara yang well-regulated, bandar judi saja diatur dan dibuat transparan," kata dia.
BEI berencana hilangkan informasi kode broker, mantan dirut BEI buka suara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menghilangkan informasi kode broker dan tipe investor (asing/domestik) di tampilan realtime running trade alias post trade masing-masing mulai 22 Juli 2021 dan Februari 2022. Meskipun begitu, kode broker dan tipe investor akan tetap disediakan pada data olahan di akhir hari perdagangan. Penghilangan informasi kode broker dan tipe investor pada post trade dilakukan untuk meningkatkan tata kelola pasar dengan mengurangi herding behavior. BEI juga merujuk pada praktik bursa-bursa lain di dunia yang secara umum tidak memberikan informasi kode broker dan tipe investor. Akan tetapi, Hasan Zein Mahmud, Direktur Utama BEI periode 1991-1996 menyampaikan keberatannya dengan rencana penghilangan informasi tersebut. Alasannya, kode broker merupakan informasi yang relevan dan sensitif bagi para trader sehingga penghilangan informasi ini akan menurunkan kualitas transparansi dan level playing field. Terlebih lagi, menurut Hasan, mayoritas investor retail adalah trader yang biasanya mengambil keputusan berdasarkan informasi di realtime running trade. "Menghapus informasi tersebut ekuivalen dengan menutup mata pemain retail saat masuk ke lapangan pertandingan. Pada saat yang sama, menyembunyikan dan melindungi para bandar," tutur Hasan melalui pesan singkat, Kamis (25/2). Baca Juga: Investor tolak rencana BEI sembunyikan kode broker, berikut alasannya Kemudian, terkait dengan pertimbangan BEI untuk mengurangi herding behavior, menurut Hasan, perilaku ikut-ikutan tersebut justru bisa dikurangi bila para buzzer, para pom-pom, dan para influencer ditampilkan di depan publik. Untuk itu, perlu dibuat aturan tata cara, kode etik, dan para pihak tersebut diminta untuk registrasi. Hasan juga menuturkan, salah kaprah paling parah di pasar modal Indonesia adalah menyamakan bandar dan market maker. "Market maker itu profesi jelas dan terang benderang. Bandar itu makhluk halus. Market maker itu terdaftar, punya aturan, diawasi, punya kode etik. Bandar adalah pencari lobang, pembuat lobang," ungkap Hasan. Ia menjelaskan, NASDAQ bertransaksi lewat para market maker. Begitu juga dengan obligasi pemerintah Amerika Serikat yang diperdagangkan lewat market maker. Semua primary dealer di pasar perdana wajib menjadi market maker di pasar sekunder sehingga harga surat utang pemerintah federal tersebut menjadi sangat likuid, harganya transparan, dan transaksinya adil. Menurut dia, di New York Stock Exchange, ada market maker yang disebut specialis. Spesialis ini menyediakan likuiditas, bertindak sebagai trader dari pilihan terakhir, dan menjaga kewajaran harga. Oleh karena itu, Hasan mengibaratkan, pembuat kebijakan perlu mengobati sumber penyakitnya jangan hanya mengobati gejala penyakit. "Tantang para bandar itu menjadi spesialis di bursa. Beri fasilitas. Itu kalau mereka berani! Di negara yang well-regulated, bandar judi saja diatur dan dibuat transparan," kata dia.