JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersikukuh akan melanjutkan ketentuan fraksi harga saham (tick price) baru yang sudah berlaku awal tahun meski banyak mendapat tentangan. Kebijakan baru tersebut banyak ditentang lantaran pelaku pasar sulit mendulang fulus secara maksimal. Selain dari kalangan investor ritel, pihak yang juga keberatan dengan ketentuan baru BEI ini adalah para broker yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI). Ito Warsito, Direktur Utama BEI mengaku sudah mempelajari presentasi dari APEI."Mereka membandingkan (kondisi pasar) semester I-2014 dengan semester I-2013, ini seperti membandingkan mangga dengan durian, tidak pas," ujarnya. Pada periode tersebut, memang ada penurunan rata-rata nilai transaksi harian dari Rp 7 triliun menjadi Rp 6,1 triliun. Sehingga, pihak APEI menilai terjadi penurunan likuditas di pasar saham.
BEI bersikukuh terapkan aturan fraksi harga baru
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersikukuh akan melanjutkan ketentuan fraksi harga saham (tick price) baru yang sudah berlaku awal tahun meski banyak mendapat tentangan. Kebijakan baru tersebut banyak ditentang lantaran pelaku pasar sulit mendulang fulus secara maksimal. Selain dari kalangan investor ritel, pihak yang juga keberatan dengan ketentuan baru BEI ini adalah para broker yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI). Ito Warsito, Direktur Utama BEI mengaku sudah mempelajari presentasi dari APEI."Mereka membandingkan (kondisi pasar) semester I-2014 dengan semester I-2013, ini seperti membandingkan mangga dengan durian, tidak pas," ujarnya. Pada periode tersebut, memang ada penurunan rata-rata nilai transaksi harian dari Rp 7 triliun menjadi Rp 6,1 triliun. Sehingga, pihak APEI menilai terjadi penurunan likuditas di pasar saham.