KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah membuka suspensi saham emiten pertambangan batubara, jasa konstruksi pertambangan minyak dan gas bumi dan penyewaan alat berat, PT Perdana Karya Perkasa Tbk (
PKPK). "Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 10 Oktober 2024," tulis manajemen BEI dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/10). Saham PKPK sebelumnya sempat dikenakan suspensi pada perdagangan Selasa (1/10). Suspensi dilakukan BEI untuk
cooling down karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Baca Juga: Anak Usaha Perdana Karya (PKPK) Pasok 48.000 ton Batubara ke China Penghentian sementara perdagangan saham PKPK tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PSAB. Pergerakan saham PKPK sebelum suspensi parkir di level Rp 910 per saham. Adapun secara tahunan (
year to date), saham PKPK telah mengalami lonjakan hingga 147,28%. Diberitakan Kontan sebelumnya, PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) melalui anak usahanya, PT Tri Oetama Persada (TRIOP) telah melakukan pengapalan perdana batubara. Pengapalan ini berlangsung di area Port Tanjung Jawa, Kalimantan Tengah pada Minggu (8/9). Direktur Utama Perdana Karya Perkasa Haryanto Sofian menjelaskan kualitas batubara milik TRIOP adalah GAR 4.200, dikirimkan ke Pelabuhan Taboneo yang dimuat ke dalam kapal induk (mother vessel). Batubara tersebut akan diekspor ke China.
China Resources Group merupakan pihak pembeli dengan total kargo sebanyak 48.000 ton. Atas pengapalan ini, TRIOP akan mendapatkan pendapatan dari penjualan batubara sebesar US$ 2,4 juta (ICI 4). Rencana produksi dan penjualan batubara TRIOP diperkirakan sebesar 550.000 ton pada tahun 2024. Estimasi volume tersebut dapat menghasilkan Pendapatan sebesar US$ 28,6 juta (rata-rata ICI 4 = US$ 52). Sedangkan untuk tahun 2025, diperkirakan mencapai 3 juta ton batubara yang dapat menghasilkan pendapatan sebesar US$ 156 juta (rata-rata ICI 4 = US$ 52). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .