BEI dorong perusahaan rintisan masuk bursa



JAKARTA. Perusahaan start up sudah sangat menjamur di Indonesia. Bahkan saat ini, banyak perusahaan yang pendapatannya menyentuh ratusan miliar. Melihat potensi ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong supaya perusahaan rintisan bisa berkembang dan nantinya bisa masuk ke pasar modal.

Maka dari itu, BEI melalui Corporate Social Responsibility (CSR) membuat IDX inkubator yaitu suatu program pelatihan bisnis bagi start up dan usaha kecil menengah dan menengah (UKM). Program ini nantinya diperuntukkan bagi pemula yang baru punya konsep dan tim maupun untuk perusahaan yang sudah siap masuk ke pasar modal.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio menyampaikan, intinya program ini memberikan bantuan berupa pendidikan bisnis baik itu tentang bagaimana cara membuat PT, kemudian bagaimana membuat laporan keuangan, dan bagamana mengkapitalisasinya.


“Intinya seperti inkubator kepada bayi diberi pernapasan, diperi pemanas sampai dia sehat,” ungkapnya.

Setelah diberikan pelatihan, tentunya BEI juga akan memberikan akses kepada peserta untuk bertemu dengan para pemodal atau investor. Hal ini tentunya supaya para start up dan UKM mampu berkembang. “Dan tentunya bisa didorong masuk ke pasar modal,” katanya.

Tito mengaku tidak akan berhenti hanya di sini saja. Setelah ini berhasil, IDX Inkubator juga akan di buka di berbagai daerah seperti Bandung, Semarang, Surabaya, medan dan beberapa daerah Indonesia lainnya.

Sementara Vice Presiden Privatization Startup-SME and Foreign Listing BEI Saptono Adi Junarso menyampaikan, pendaftaran program ini akan dibuka pada Senin (30/1). Kemudian akhir bulan Februari adalah masa seleksi dan program akan dimulai pada Maret hingga enam bulan ke depan.

“Program ini bentuknya berkelanjutan. Jadi setelah glombang awal, akan ada lagi program selanjutnya,” ungkapnya.

Program ini hanya akan memfasilitasi 60 orang saja dan setiap grup hanya boleh mengirimkan maksimal 4 orang. Selain diberikan pelatihan, mereka juga akan diberikan fasilitas baik itu ruang kerja, Wifi, makan dan minum. “Setiap bulan mereka akan dikenakan biaya 1 juta,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah bekerjasama dengan beberapa stakeholder pasar modal, kemudian emiten-emiten dan tentunya investor yang siap memberikan modal kepada orang yang memiliki konsep baik dan mempunyai keuntungan.

Menurutnya, program ini sejalan dengan apa yang sedang direncanakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu membuat taman khusus untuk perusahaan rintisan dan UKM. Nantinya, ini akan menjadi alternatif pencatatan saham di BEI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie