BEI: Efek reshuffle terbatas



JAKARTA. Rencana pemerintah melakukan perombakan atau reshuffle kabinet kembali santer terdengar. Berhembus kabar bahwa Presiden Joko Widodo akan mengocok ulang formasi menteri yang ada. Isu tersebut, bisa berefek pada perekonomian Indonesia.

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, bila memang rencana ini terjadi, diprediksi akan ada penyesuaian baru. Pasalnya, dari kaca mata orang baru, akan ada strategi baru lainnya yang akan diimplementasikan. "Tapi rasanya, kalau sekarang tidak banyak yang bisa dilakukan karena waktu yang tersisa juga tidak banyak (karena menjelang pemilu)," kata Samsul di Bursa Efek Indonesia, Rabu (12/7).

Untuk itu, dia berharap bila ada orang baru yang menempati posisi strategis berikutnya, bisa mempertahankan dasar-dasar yang baik. Misalnya saja pada 2017 ini dinilai kondisi ekonomi makro yang cukup bagus. "Kalaupun ada pergantian kondisi ini tidak berubah," harapnya.


Namun, diprediksi pada 2018 dan 2019 atau menjelang pemilu pasti akan menimbulkan gejolak. Oleh karena itu, siapa pun yang akan menjadi calon bisa bersiap-siap untuk itu. Yakni untuk mengantisipasi kemungkinan yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

"Yang penting, kalau pakai bahasa Presiden, adalah terpisah antara isu politik dan isu ekonomi," ujarnya.

Dia berharap, pemerintah berikutnya bisa memperkuat sistem imun Indonesia. Artinya, perekonomian tidak banyak terpengaruh terhadap kondisi politik. Samsul menjelaskan, terhadap apa yang sudah terjadi, seperti isu pilkada, tidak memberikan pengaruh yang besar pada perekonomian belakangan ini.

"Jadi untuk yang baru, tinggal meletakkan dasar-dasar yang bagus saja, nyiapin buat 2018-2019," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati