BEI gaet Kadin untuk jaring minat IPO perusahaan



JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama-sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berupaya untuk bersinergi untuk menambah jumlah emiten di pasar modal. Oleh karena itu, pada hari ini BEI, Kadin dan SRO lainnya menggelar IPO fair 2016 yang diselenggarakan di Sheraton Surabaya Hotel & Tower, Surabaya terhitung sejak hari ini dan besok.

Tito Sulistio, Direktur Utama BEI mengatakan bahwa saat ini akses informasi mengenai pasar modal di setiap daerah belum merata. Hal ini yang mendasari bursa untuk terus melakukan sosialisasi ke setiap daerah di seluruh Indonesia untuk menambah jumlah investor dan emiten. Bursa berencana untuk menari perusahaan swasta daerah maupun perusahaan BUMN untuk meramaikan lantai bursa.

"Kami akan memberikan pemahaman dan konsultasi teknis mengenai proses go public melalui kegiatan-kegiatan seperti ini. Kami harapkan jumlah perusahaan tercatat di BEI bisa terus meningkat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (29/4).


Berdasarkan data Bursa per 21 April 2016, tercatat bahwa dari total 524 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar modal, 432 emiten di antaranya berasal dari DKI Jakarta, 27 emiten lainnya berbasis di Jawa Timur dan 26 emiten berkantor pusat di Banten. Artinya, saat ini emiten asal ibukota menguasai 88,76% dari kapitalisasi pasar di Bursa.

Rosan Perkasa Roeslani melihat bahwa perusahaan-perusahaan daerah berpotensi untuk melantai di bursa. Asalkan diimbangi dengan pengetahuan yang memadai , apalagi kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

"Kami dari Kadin akan mendorong perusahaan-perusahaan di daerah yang potensial. Selain itu, bukan hanya meningkatkan jumlah emiten saja, akan tetapi kami juga akan mendorong investor yang ada di Indonesia untuk berinvestasi di Bursa," ujarnya.

Rosan bilang, pasar modal Indonesia tidak hanya perlu meningkatkan jumlah emiten tetapi juga perlu meningkatkan jumlah investor. Pasalnya, investor yang terdaftar di bursa saat ini, jumlahnya masih di bawah 500ribu orang, ditambah dengan obligasi dan reksadana yang diperkirakan mencapai satu juta orang. Namun hal itu bila dibandingkan dengan penduduk Indonesia masih tergolong sangat kecil.

Untuk perusahaan sendiri, dirinya mengatakan bahwa saat ini pinjaman perbankan masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar perusahaan, namun tingkat suku bunga dasar yang fluktuatif akan membuat perusahaan membutuhkan opsi pendanaan lain salah satunya melalui pasar modal.

"Pasar modal sendiri sudah cukup lama dikenal sebagai wahana untuk memperoleh pendanaan bagi perusahaan. Sayangnya, sampai saat ini perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana pendanaan masih tersentral di Jakarta dan sekitarnya," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto