BEI klaim jumlah saham tidur berkurang



JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklaim transaksi pasar saham Indonesia makin membaik. Penyebabnya karena jumlah saham tidur  terus berkurang akibat emiten meningkatkan likuiditas dengan menerbitkan saham baru (rights issue).Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, jumlah saham tidur kurang dari 10% dari total emiten. "Sudah banyak yang berinisiatif menambah saham baru jadi likuiditas meningkat," jelasnya, Jumat (11/7).  Kategori saham tidur adalah saham yang pergerakannya cenderung stagnan karena likuiditas dan kapitalisasi pasarnya kecil. Nilai emisi rights issue mencapai Rp 11,21 triliun.Selama ini, BEI mendorong emiten-emiten yang sahamnya kurang likuid untuk melakukan aksi korporasi. Salah satu upaya membangunkan saham tidur adalah membuat aturan baru mengenai jumlah saham beredar di publik alias free float. BEI mewajibkan total jumlah saham yang beredar di publik minimal 7,5% untuk emiten yang sudah tercatat di BEI. Otoritas bursa memberi tenggat waktu bagi emiten untuk memenuhi ketentuan tersebut dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak awal tahun ini.  "Beberapa emiten sudah terlihat mulai memenuhi ketentuan tersebut," imbuhnya. Ito juga bilang, tingkat kepatuhan emiten makin membaik. Hal ini terlihat dari berkurangnya pelanggaran-pelanggaran aturan seperti keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can