KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan protokol evaluasi mayor pada indeks Kompas100 setiap enam bulan sekali. Tentunya ada beberapa emiten yang musti keluar atau masuk jadi penghuni konstituen baru di indeks ini. Beberapa saham yang jadi konstituen baru Kompas100 pada periode Agustus 2019 hingga Januari 2020 adalah
BHIT,
BRIS,
BTPS,
BWPT,
GIAA,
KBLI,
KREN,
PNLF,
SMBR, dan
WEGE. Asal tahu saja indeks KOMPAS100 adalah indeks yang mengumpulkan 100 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar dari seluruh emiten yang tercatat di Bursa. Adapun melihat kinerjanya dari awal tahun hingga saat ini Kompas100 mencatatkan kinerja naik 3,86% lebih baik dari IHSG di 3,34%.
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menjelaskan valuasi saham-saham anggota Kompas100 sudah bagus. “Ditambah lagi isinya adalah emiten dengan kapitalisasi pasar besar sehingga mampu mengerek kinerja indeksnya jadi lebih baik dari
composite index,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (25/7). Selain itu untuk saham dengan
market cap yang besar fundamentalnya juga bagus sehingga wajar saja valuasinya jadi lebih baik. Teguh spesifik mencermati PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang berada di antara 10 saham yang bakal bertengger di KOMPAS100 hingga Januari 2020 mendatang. Teguh bilang hal ini tidak mengherankan karena KOMPAS100 diisi oleh emiten yang berdasarkan kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas saham yang baik. Jadi emiten seperti
GIAA yang fundamentalnya sebenarnya kurang baik dan sedang tersandung kasus tetapi kapitalisasi pasar serta likuiditasnya masih bagus, wajar bisa masuk ke indeks ini. Selain itu melihat dari riwayat saham GIAA setahun ini walaupun sempat ada penurunan signifikan dari angka tertingginya di Rp 630 per saham, sampai saat ini sahamnya masih mampu bertahan di Rp 388 per saham. Meskipun dalam sebulan terakhir saham GIAA turun namun dalam setahun terakhir kinerjanya masih baik yakni naik 65% dengan kapitalisasi pasar mencapai 10,25 triliun. Selain itu Teguh juga mencermati saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (
WEGE) dan PT KMI Wire and Cable Tbk (
KBLI) bisa masuk jadi anggota konstituen karena kapitalisasi pasarnya besar. Misalnya saja kapitalisasi pasar
WEGE sebesar 3,20 triliun dan KBLI 2,64 triliun dan fundamentalnya juga baik. Tengok saja kinerja KBLI selama kuartal I 2019 mencatatkan pendapatan tumbuh 15,5% year on year (yoy) menjadi Rp 1,02 triliun. Adapun labanya melesat hingga 199,5% yoy menjadi RP 38,4 miliar. Kendati demikian untuk saham-saham yang masuk anggota konstituen KOMPAS100 menurut Teguh investor sudah telat untuk masuk karena harganya sudah tinggi. Jadi nanti kalau harga sahamnya sudah mulai turun baru investor boleh rencanakan untuk beli. Analis HP Sekuritas Liza Camelia Suryanata mencermati beberapa saham yang secara teknikal menarik, yakni PT MNC Corporation Tbk (BHIT), PT Panin Financial Tbk (PNLF), dan GIAA. Menurutnya secara teknikal saham-saham yang masuk ini punya peluang untuk dibeli walaupun investor masih harus
wait and see terlebih dahulu. “Misalnya saham BHIT dalam jangka menengah punya target naik. Namun saat ini tengah menjalani tren
sideways dalam fase konsolidasi di rentang Rp 78-Rp 86,” jelasnya.
Sehingga Liza merekomendasikan speculative buy sehingga disarankan investor tidak melakukan posisi pembelian terlalu banyak sambil menunggu sesuatu sentimen positif yang dapat menjadi trigger untuk break out resistance level dan melakukan tambah beli. Kemudian untuk saham GIAA secara teknikal juga masih
speculative buy di mana tengah tujuan target terdekat di
resistance Rp 432-Rp 444, disusul oleh level
previous high di sekitar Rp 460. Terakhir saham PNLF yang secara teknikal mengalami penurunan tertahan sehingga saat ini harus mampu naik kembali ke atas level Rp 353, untuk dapat kembali bergerak menuju level
resistance di level Rp 380. Sehingga Liza merekomendasikan untuk
wait and see karena posisinya masih tanggung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi