KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kinerjanya akan bertumbuh tahun depan. BEI membidik pendapatan usahanya naik Rp 158,8 miliar atau 11,4% menjadi Rp 1,55 triliun. "Pendapatannya itu banyak dipengaruhi oleh capaian rata-rata nilai transaksi harian (RNTH)," ungkap Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar secara daring, Rabu (27/10). Asal tahu saja, di secondary market atau pasar sekunder, RNTH berkontribusi sekitar 75%. Sementara, BEI mengasumsikan RNTH akan berada di kisaran Rp 13,5 triliun di tahun 2022. Selain itu target pendapatan usaha itu juga akan di topang oleh pendapatan lainnya.
Baca Juga: Sudah terealisasi 70%, BEI optimistis target 66 pencatatan efek baru di 2021 tercapai Adapun target RNTH tahun depan itu berdasar riset dan input data dari berbagai stakeholders di bursa. Di sisi lain, BEI juga melihat RNTH akan terdorong oleh kegiatan ekonomi yang mulai menggeliat seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang mulai membaik. Sementara itu, animo masyarakat yang cukup besar terhadap rencana IPO tahun depan menjadi faktor pendorong lainnya. Kendati tidak menyebut angka pastinya, di tahun 2022 bursa menargetkan 68 pencatatan efek baru meliputi pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya seperti Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA). Adapun pada tahun 2022, BEI selaku salah satu regulator Pasar Modal Indonesia akan berfokus kepada tema pengembangan yang telah ditetapkan, yakni memperluas produk dan partisipan, serta meningkatkan layanan non-cash equities. Baca Juga: IHSG turun 0,82% ke 6.602 pada Rabu (27/10), asing masih mencatat net buy