BEI Mencatat Potensi Nilai Emisi Efek di Pipeline Mencapai Rp 84,2 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, minat perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal pada tahun 2022 tergolong kondusif. Hal ini berlaku untuk pendanaan melalui instrumen saham maupun Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sampai dengan 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang ada di pipeline pencatatan saham dan EBUS meningkat rata-rata sekitar 50% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

"Jumlah perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir," kata Nyoman kepada sejumlah wartawan melalui pesan singkat, Senin (6/6). Secara total, nilai emisi dari rencana pencatatan saham, rights issue, dan EBUS yang ada di pipeline terbaru mencapai Rp 84,2 triliun.


Baca Juga: Blibli Dikabarkan Bersiap IPO Tahun Ini, Begini Pandangan Analis

Secara rinci, sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI. Total nilai emisinya sebesar Rp 14,1 triliun.

Secara sektoral, sebanyak sembilan perusahaan dalam pipeline berasal dari sektor Consumer Non-Cyclicals, delapan perusahaan Consumer Cyclicals, dan lima perusahaan Infrastructures. Kemudian, empat perusahaan termasuk sektor Transportation & Logistic dan empat perusahaan Properties & Real Estate.

Lalu, tiga perusahaan berasal dari sektor Energy, tiga perusahaan Basic Materials, dan tiga perusahaan Industrials. Selanjutnya, masing-masing dua perusahaan tergolong sektor Technology dan Healthcare.

Baca Juga: Meski Urung Mencatatkan Sahamnya di AS, Traveloka Tetap Kebanjiran Pendanaan

Di samping itu, pada pipeline rights issue BEI per 3 Juni 2022, terdapat 33 perusahaan yang berencana menggelar rights issue. Perkiraan jumlah dana yang akan dihimpun sebesar Rp 25,2 triliun.

Sementara itu, pada pipeline pencatatan EBUS, terdapat 36 emisi yang rencananya akan diterbitkan oleh 30 perusahaan. "Perkiraan total dana yang akan dihimpun sebesar Rp 44,9 triliun," ucap Nyoman.

Secara rinci, sektor yang paling banyak berencana menerbitkan EBUS adalah Financials, yakni sebanyak 17 perusahaan. Disusul  tiga perusahaan dari sektor Infrastructures dan tiga perusahaan Industrials.

Selanjutnya, dua perusahaan berasal dari sektor Properties & Real Estate dan dua perusahaan Basic Materials. Adapun sisa tiga perusahaan lainnya masing-masing berasal dari sektor Consumer Non-Cyclicals, Transportation & Logistic, dan Energy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati