BEI pangkas target IPO



JAKARTA. Tahun ini aktivitas pencatatan saham alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepi. Dari target awal 35 perusahaan, BEI merevisi target IPO menjadi 25 perusahaan.

Belakangan, BEI kembali menurunkan lagi target IPO menjadi 20 perusahaan saja.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini menyatakan, IPO yang sepi ini di luar kendali otoritas bursa. Pasalnya, keputusan menjual saham perdana ada di tangan calon emiten.


"Ada yang membatalkan, sekitar 10-an perusahaan," ujarnya akhir pakan lalu.

Menurut Hamdi, calon emiten cenderung melihat kondisi pasar. "Kalau belum memungkinkan, ya, mereka tunda IPO. BEI tidak bisa memaksa," ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, ada enam calon emiten dalam pipeline. Keenam perusahaan itu: PT Prodia Widyahusada, PT Mayapada Properti Indonesia, PT Forzaland Indonesia, PT Bintang Auto Global (pemilik jaringan diler Honda di Malang), PT Anugerah Berkah Madani (ABMA Properties), dan PT Megapower Makmur.

Tapi, ABMA Properties dan Megapower Makmur menunda niat untuk IPO. Sehingga, dalam pipeline tinggal terdapat empat calon emiten. Megapower Makmur dikabarkan menunda IPO karena ada masalah internal perusahaan.

Sedang ABMA menunda pencatatan saham perdana di bursa jadi 3 Oktober 2016. Tapi hingga sekarang tidak ada kabar lagi.

Direktur Utama ABMA Land Musyanif pernah bilang pada KONTAN, ada masalah di bagian underwriter dengan komite sehingga IPO tertunda. Ada pula proses teknis yang belum selesai.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan IPO tahun ini sepi. Salah satunya adalah kondisi pasar saham yang cenderung naik tipis. "Ini pengaruh juga ke IPO. Pasarnya tidak terlalu positif. Cenderung ranging, tentu orang menunggu tahun depan yang lebih bagus untuk IPO. Pergerakan indeks tidak kencang karena sudah kemahalan," beber Hans.

Bukan cuma itu, korporasi juga cenderung lebih fokus pada perhelatan amnesti pajak hingga setidaknya akhir 2016. Sehingga, tahun ini kemungkinan penyelenggaraan IPO akan relatif terbatas.

"Tetapi, tahun depan seharusnya ekonomi lebih bagus, agar perusahaan bisa berekspansi dan peluang IPO terbuka," imbuh Hans.

Pada sembilan bulan pertama tahun ini, tercatat ada 13 emiten baru dan satu emiten relisting di BEI. Tahun lalu, ada 15 IPO dan dua relisting. Angka IPO ini jauh dari realisasi di 2014 yang mencapai 23 emiten baru dan satu relisting. Pada 2013, total IPO mencapai 30 emiten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie