JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan belum akan berpartisipasi dalam program ASEAN Linkage. Pasalnya, otoritas masih terbentur aturan yang belum memungkinkan merger antarbursa di ASEAN.Direktur Utama BEI Ito Warsito bilang bentuk BEI adalah mutual corporation. Artinya bursa dimiliki oleh Anggota Bursa (AB) sesuai Undang-Undang Pasar Modal yang sudah ada."Untuk saat ini tidak. Kondisinya tidak memungkinkan untuk merger dengan bursa lain," jelas Ito, Selasa (22/2).Ito juga bilang kondisi bursa yang bisa melakukan merger adalah bursa yang sudah demutualisasi. Artinya pemegang saham bursa tersebut bukanhanya anggota bursa (AB) atau broker, tapi bisa publik.Kendati demikian, Ito juga tidak menampik keinginannya untuk bisa merger dengan dengan bursa ASEAN lainnya."Itu tergantung pemerintah yang akan menetapkan kebijakannya ke depan," katanya.Di tempat yang sama, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida menilai pasar modal Indonesia harussiap menghadapi tren penggabungan bursa seperti yang dilakukan di negara-negara lain."Bursa harus kuat supaya bisa melanjutkan perkembangan ke depan. Sekarang kan kita termasuk salah satu yang kuat di regional. Ini haruskita pertahankan," ujar Nurhaida.Kendati demikian, Bapepam-LK sendiri belum melihat perlunya pasar modal Indonesia bergabung dengan pasar modal lainnya di tingkat regional."Saat ini kita banyak agenda domestik yang perlu ditingkatkan. Kalau bursa lain mau merger itu karena kebutuhan masing-masing. Ada suplai dan demand. Kita tidak melihat sebagai ancaman," imbuhnya.ASEAN Linkage merupakan sistem perdagangan saham secara elektronik antaranggota perhimpunan negara-negara Asia Tenggara. Perdagangandengan cara ini memungkinkan transaksi jual-beli saham secara terbuka antarnegara.Proyek itu ditargetkan rampung pada akhir 2011. Keempat bursa ASEAN yang sudah bergabung yaitu bursa Malaysia, bursa Filipina, bursa Singapura, dan Bursa Thailand.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BEI pastikan tidak akan join ASEAN Linkage
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan belum akan berpartisipasi dalam program ASEAN Linkage. Pasalnya, otoritas masih terbentur aturan yang belum memungkinkan merger antarbursa di ASEAN.Direktur Utama BEI Ito Warsito bilang bentuk BEI adalah mutual corporation. Artinya bursa dimiliki oleh Anggota Bursa (AB) sesuai Undang-Undang Pasar Modal yang sudah ada."Untuk saat ini tidak. Kondisinya tidak memungkinkan untuk merger dengan bursa lain," jelas Ito, Selasa (22/2).Ito juga bilang kondisi bursa yang bisa melakukan merger adalah bursa yang sudah demutualisasi. Artinya pemegang saham bursa tersebut bukanhanya anggota bursa (AB) atau broker, tapi bisa publik.Kendati demikian, Ito juga tidak menampik keinginannya untuk bisa merger dengan dengan bursa ASEAN lainnya."Itu tergantung pemerintah yang akan menetapkan kebijakannya ke depan," katanya.Di tempat yang sama, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida menilai pasar modal Indonesia harussiap menghadapi tren penggabungan bursa seperti yang dilakukan di negara-negara lain."Bursa harus kuat supaya bisa melanjutkan perkembangan ke depan. Sekarang kan kita termasuk salah satu yang kuat di regional. Ini haruskita pertahankan," ujar Nurhaida.Kendati demikian, Bapepam-LK sendiri belum melihat perlunya pasar modal Indonesia bergabung dengan pasar modal lainnya di tingkat regional."Saat ini kita banyak agenda domestik yang perlu ditingkatkan. Kalau bursa lain mau merger itu karena kebutuhan masing-masing. Ada suplai dan demand. Kita tidak melihat sebagai ancaman," imbuhnya.ASEAN Linkage merupakan sistem perdagangan saham secara elektronik antaranggota perhimpunan negara-negara Asia Tenggara. Perdagangandengan cara ini memungkinkan transaksi jual-beli saham secara terbuka antarnegara.Proyek itu ditargetkan rampung pada akhir 2011. Keempat bursa ASEAN yang sudah bergabung yaitu bursa Malaysia, bursa Filipina, bursa Singapura, dan Bursa Thailand.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News