BEI: Penurunan nilai transaksi harian karena kondisi global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian sejak awal tahun hingga Jumat (24/1) turun 22,5% secara year to date (ytd) bila dibandingkan dengan transaksi satu tahun. 

Rata-rata nilai transaksi harian (NRTH) ytd hingga Jumat (24/1) sebesar Rp 6,38 triliun. Sedangkan per hari ini, Rabu (29/1) NRTH ytd tercatat Rp 6,32 triliun.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa (AB) Laksono Widodo mengatakan penurunan nilai transaksi harian tersebut lebih disebabkan kondisi pasar global yang cenderung turun, meskipun tidak mengelak ada sentimen negatif di dalam negeri. 


Baca Juga: Berhasil rebound, analis prediksi penguatan IHSG berlanjut besok

Secara regional RNTH di negara ASEAN 6 mengalami penurunan kecuali Thailand. RNTH Thailand tumbuh 18% ytd bila dibandingkan full year 2019. Sedangkan RNTH Filipina tumbuh 0,6%, Singapura turun 7%, Malaysia dan Indonesia turun 22,5% sedangkan Vietnam turun 53%. 

"Kalau dibilang ini pengaruh dari saham kecil-kecil yang ramai kemarin, iya, ada unsur itu juga benar. Tetapi global juga sedang turun," ujar Laksono ditemui Kontan.co.id di kantornya, Rabu (29/1). 

Apabila dibedah lagi, dalam indeks LQ45, RNTH hanya turun 16% lebih kecil dari penurunan pasar. Tetapi di luar LQ45, penurunan nilai transaksi mencapai 47% ytd. Sedangkan di indeks IDX80, RNTH turun 22% sejalan dengan penurunan pasar. 

Ini menunjukkan penurunan nilai transaksi di perusahaan big caps turunnya tidak terlalu besar. "Lebih banyak dikontribusikan oleh saham-saham di luar itu," imbuh dia. 

Menanggapi soal kaitan penurunan nilai transaksi harian dengan ramai kasus saham gorengan, BEI melihat justru porsinya kecil. Sepanjang sepanjang 2019 BEI mencatat hanya ada sekitar 8,3% transaksi yang merupakan kontribusi dari sekitar 40 saham gorengan. 

Baca Juga: IHSG berhasil rebound 0,03% ke 6.113 pada akhir perdagangan hari ini

"Kontribusi terhadap perdagangan di tahun lalu cuma 8,3%. Jadi kalau dibilang ada pengaruhnya ya ada, tetapi tidak begitu besar. Pengaruhnya memang secar global," jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi