BEI perkirakan ada 63 emiten IPO di bursa tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir 2018, Bursa Efek Indonesia (BEI) perkirakan total emiten yang bakal melantai di pasar modal mencapai 63 emiten. Dalam catatan terakhir regulator itu, sampai saat ini terdapat 56 emiten yang sudah tercatat di papan bursa Tanah Air.

"Di pipeline kami masih ada 15 (calon emiten), cuma 8 perusahaan akan diproses di tahun depan, sedangkan 7 tahun ini, dan itu masih on track," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Kamis (13/12).

Dengan begitu, Nyoman berharap hingga akhir 2018 akan ada 63 emiten yang akan melantai. Untuk tahun depan, total perusahaan yang aktif dan berkomitmen lakukan initial public officer (IPO) di 2019 sebanyak 45 pipeline.


"Semoga mereka bisa grooming dan meyakinkan bahwa jadi perusahaan tercatat memiliki keuntungan yang banyak. Mudah mudahan tetap pada schedule yang ada," ungkapnya.

Nyoman juga mengungkapkan, bahwa sektor perusahaan yang bakal melantai di bursa tahun depan masih beragam seperti tahun ini. "Banyak di sektor services, consumer goods dan juga sektor properti," tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui sudah ada 59 emiten yang melantai di pasar modal Tanah Air sepanjang 2018. Harapannya, angka tersebut akan terus bertumbuh hingga akhir tahun dan dapat menyentuh rekor baru pasar modal.

"Tahun tahun ke depan, kami berharap pertumbuhan emiten akan tumbuh tinggi. Sampai saat ini kita sudah 59 emiten, mudah mudahan bisa cetak rekor pertambahan emiten paling besar sepanjang sejarah pasar modal di 2018," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, Kamis (13/12).

Selain itu, pertumbuhan emiten juga diharapkan dapat diimbangi good corporate governance (GCG), karena itu menjadi salah satu gate keeper dari perlindungan investor di pasar modal. OJK juga berharap, agar GCG perusahaan tidak hanya memenuhi standar nasional melainkan juga regional.

Salah satunya, standar GCG regional yakni di Asean Good Governance Go Card. Di mana, Hoesen mengatakan dari 9 kriteria regional yang ada, Indonesia baru addobt 3 kriteria.

Di sisi lain, OJK mengklaim penyampaian laporan berkala emiten kepada OJK sudah cukup baik, dengan rata rata tingkat penyampaian laporan keuangan tepat waktu dan hampir mencapai 90%. Penilaian kinerja dan kehadiran direksi dalam rapat yang diselenggarakan dalam satu tahun juga dianggap telah mengalami perbaikan.

"Ini akan kita dorong terus dan kami akan bekerja sama dengan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) untuk pemenuhan GCG, agar bisa bersaing di kawasan regional," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia